Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Dia Pakai Bahasa Tagalog, Akan Penggal Sandera Jika Uang Tidak Segera Dikirim'

'Saya memang orang Filipina, tapi sekarang sudah jadi warga negera Indonesia, tapi saya tahu bahasa Tagalog,' katanya.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in 'Dia Pakai Bahasa Tagalog, Akan Penggal Sandera Jika Uang Tidak Segera Dikirim'
TRIBUN KALTIM/CHRISTOPER D
Istri-istri ABK TB Charles saat berada di Polsek Kawasan Pelabuhan untuk menjalani proses BAP terhadap kasus dugaan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf, Rabu (22/6/2016). 

Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Salah satu istri ABK TB Charles atas nama Siti (32) yang suaminya bernama Rudi, mengaku sempat menelpon nomor handphone salah satu ABK yang bertugas sebagai mualim, yakni Ismail.

Sekitar pukul 17.00 wita, rabu (22/6/2016), Siti berinisiatif untuk menelpon nomor handphone Filipina Ismail. Telepon Siti pun diangkat oleh satu orang yang tidak kenal dengan menggunakan bahasa tagalog, Siti yang merupakan orang asli Filipina sangat paham apa yang dikatakan oleh orang tersebut.

"Saya memang orang Filipina, tapi sekarang sudah jadi warga negera Indonesia, tapi saya tahu bahasa Tagalog," ungkapnya, Kamis (23/6/2016).

"Jadi yang angkat telepon bukan suami Mega (Ismail), tapi orang yang kami tidak kenal, orang itu mengatakan jika uang tidak segera ada, maka mereka akan memenggal kepala para sandera," tuturnya saat ditemui pada Polsekta Kawasan Pelabuhan.

Dia pun meminta kepada pemerintah untuk segera mendatangkan suminya dan kru ABK lainnya, jika pemerintah maupun TNI telah memastikan kabar penyanderaan itu hanya bohong belaka.

Diberitakan sebelumnya, kelompok milisi Abu Sayyaf dikabarkan kembali menyandera warga Indonesia, kali ini dikabarkan sejumlah warga kota tepian menjadi korban penyanderaan kelompok islam ekstrimis itu.

Berita Rekomendasi

Dari informasi yang ada, kapal yang menjadi sasaran sandera yakni TB Charles, yang merupakan kapal dibawah naungan PT PP Rusianto Bersaudara, yang telah berlayar dari perairan Samarinda sejak tanggal 4 juni silam, dan direncanakan akan kembali ke Samarinda pada tanggal 27 juni mendatang.

Kapal tersebut membawa 13 anak buah kapal (ABK), lalu saat berada di perairan Fiilipina, kapal yang memabawa batu bara itu, disergap oleh kelompok tersebut, kendati demikian dikabarkan, bahwa tidak semua ABK disandera, hanya sekitar 7 ABK saja yang menjadi korban sandera, sedangkan sisanya dibebaskan dan dibiarkan untuk kembali melanjutkan pelayaran menuju Tarakan. Lalu, kelompok tersebut juga meminta tebusan senilai 20 juta ringgit.

Kabar disanderanya warga Samarinda itu, berawal dari Dian Megawati Ahmad (33), yang merupakan istri dari salah satu ABK atas nama Ismail, sekitar pukul 11.00 wita, rabu (22/6/2016) kemarin. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas