Tol Brebes Timur Macet Parah, Ini Kata YLKI
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pembangunan ruas tol tidak menyelesaikan masalah kemacetan.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pembangunan ruas tol tidak menyelesaikan masalah kemacetan.
Bahkan, jalan tol yang bebas hambatan justru jadi simpul kemacetan parah. YLKI mencontohkan Tol Lebaran-Brebes Timur baru diresmikan Preseden Joko Widodo pertengahan Juni 2016 lalu.
Kini, kata YLKI, untuk macet pun masyarakat harus membayar. "Ini namanya kemacetan berbayar! Dulu macet total di jalan Pantura, kita tidak bayar, karena jalan non tol," ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (4/7/2016).
"Sekarang kemacetan berpindah di tol: berbayar! Konsumen dirugikan dua kali. Dan akhirnya hanya pengelola tol yang diuntungkan," lanjut dia.
Menurut YLKI, pemerintah dan Kepolisian telah gagal mengantisipasi kemacetan saat mudik Lebaran, khususnya di ruas tol Brebes Timur.
Pertama pihak Kepolisian dinilai kurang progresif dalam melakukan rekayasa managemen lalu lintas. Termasuk mengimbau pemudik untuk tidak keluar di pintu tol Brebes Timur.
Kedua, pemerintah seharusnya menggratiskan pembayaran di Gerbang Tol Brebes Timur. Sebab, layanan tol yang bebas hambatan tidak diterima masyakarat.
"Selesainya beberapa ruas tol digadang-gadang bisa mengatasi kemacetan parah saat mudik Lebaran 2016. Ternyata hal ini hanya impian kosong belaka," ucap Tulus.(Yoga Sukmana)