Kakek Renta Dibuang Anak Perempuan Darah Dagingnya, Seperti Ini Kegeraman Netizen
Kisah kakek renta yang dibuang dan dipisahkan dari istri dan cucu-cucunya.
Editor: Robertus Rimawan
Kepada reporter Monica Felicitas, Surya.co.id, Samanto menceritakan, memang perlakuan anaknya yang sulung kepadanya tidak baik, semenjak dirinya mengidap penyakit dan sudah tidak bis beraktifitas lagi.
Tidak hanya pada dirinya, pada istrinya pun, yang merupakan ibu kandung, anaknya juga tidak memperlakukan dengan baik.
"Saya nggak tega, mak'e ( istrinya) juga di injak-injak sama anak saya, saya bilang, nduk kamu nggak baik begitu sama orang tuamu sendiri, itu dosa," ujar Samanto yang enggan mengatakan siapa nama anaknya tersebut.
Samanto juga menceritakan, oleh anaknya ia dipisahkan dengan istri yang kini ia tidak tahu keberadaannya dimana.
"Saya rindu mak'e. Saya tidak tahu dimana dia sekarang, disuruh pergi sama anak saya juga."
"Saya sempat bilang ke dia (anaknya) kalau saya sama ibunya punya salah, mohon dimaafkan, bilang juga sama suamimu kami minta maaf," ujar Samanto dengan berlinang air mata.
Berulang kali saat diwawancarai Surya, Samanto mengatakan ingin pulang ke kampunnya.
"Sirna sudah harapan saya untuk berlebaran dengan anak dan cucu. Saya merindukan momen sungkeman, merasakan suasana lebaran bersama keluarga, tapi saya malah dibuang," ucap Samanto.
Pria yang memakai kopyah berwarna putih ini mengatakan, dirinya kembali teringat mana kala putrinya yang memperlakukan ia tidak baik, masih tumbuh menjadi gadis kecilnya.
"Dulu meskipun kami pas-pasan dengan gaji saya yang hanya petugas keamanan pabrik makanan ternak saya belikan dia sepeda, dia senang."
"Saat dia sakit, saya dan ibunya sibuk ke rumah sakit mengurus dia, dan saat ia menangis saya gendong menggunakan jarik (selendang) saya dekap agar dia tenang," ujar Samanto sambil kembali berlinang air mata.
Saat dirinya sakit, anaknya menyuruh Samanto hanya berdiam di dalam rumah.
"Dia malu lihat saya keadaan begini, malu dengan tetangga, malu dengan temannya. Kalau adiknya baik kepada kami (orang tuanya), tapi ia cuma buruh tidak bisa membantu kami."
"Memang anak saya yang pertama itu sekarang sudah menjadi istri pemborong di Nganjuk, ya saya nurut tetap di dalam kamar saja," papar Samanto.