Kakek Renta Dibuang Anak Perempuan Darah Dagingnya, Seperti Ini Kegeraman Netizen
Kisah kakek renta yang dibuang dan dipisahkan dari istri dan cucu-cucunya.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kisah Samanto seorang kakek renta yang dibuang anak perempuan darah dagingnya sendiri bikin netizen tak habis pikir, Sabtu (9/7/2016).
Kenapa ada manusia yang sedemikian tega membuang orangtua yang dulu merawat sejak kecil hingga dewasa dan kini telah berkecukupan.
"Saya waktu itu tanya mau kemana ini, dia hanya marah-marah dan menyuruh saya diam. Tau-tau saya disuruh turun di pinggir jalan dan mobilnya meninggalkan saya begitu saja," ujar Samanto menceritakan kronologi bagaimana ia dibuang anaknya.
Tak hanya geram tapi tak sedikit netizen yang mendoakan agar orang yang tega melakukan hal ini mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Berikut beberapa komentar netizen.
Dewi Altha: Usut anaknya tangkap..anak perempuan gak tahu diri..idupnya bercukupan kan bawa Mobil..
Semaga cepet kualaaat..masih untung dikasih orang tua yg sabar gak nyumpah nyumpahin..
Ada Tu orang tua yg suka nyumpahin anaknya perkara setoran kurang ato perkara anak orang lain lbh sukses/korban sinetron..tp anaknya gak buang orang tuanyabgitu...
Dasar anak gak tau diri biar kualat..tinggal ngerawat toh..emanh gak gampang ngrawat ortu ygnudah tua bin sakit sakitan..itu sama kayak mereka merawat kita swktu kcl..
Emang waktu bayi eek lamgsung di toilet lu nduk..paraaaah amit amit jabang bayi orang kayao begitu..
Ama.orang tua sndiri bgtu..gmna ama mertua ya..makanya mertua ati ati jgn asal suka mantu putih bersih sok alim bla bla..cantik....liat dalemnya pikirannya
Dessy Yayank Krisna: Tega banget smpe da anak dgn tega nya membuang ortu serta nginjak ibu kandung ny.
Apa dia gk da naluri ny sbg manusia.
Bgaimana dulu ortu ny udh membesar serta mendidik ny jd org yg berguna.anak gk taw diri,anak durhaka.
Smoga Allah menydarkan anak tsb dgn memberi azab yg lbh sakit lg drpd ortu ny.astaqfirullah.........
Hyun Anak: Durhaka semoga dapat teguran dari sang maha kuasa biar insyaf
IsNa Ahmad: Mau jadi apa si ank.
Tega bangat buang ortu.
Otak ib*** tak tau trima kasih
Bani Adam: Ada pepatah mengatakan,kasih ibu sepanjang masa,kasih ayah sepanjang jalan.
Kalau ayah ibu mengasihi anak itu tidak ada habisnya, bahkan nyawa kalau perlu di berikan tp,kasih anak pd ortu...?
Selagi ortu bisa di harap ada warisan ,lalau g ada ortu di buang,tp banyak juga anak yg baik,maka beruntunglah ortu yg punya anak saleh salehah.
Rizky Adipati: Ya Allah...klo memang begitu kenyataannya, TERKUTUKLAH ANAK ITU....!! AZAB ALLAH PASTI AKAN DATANG SECEPATNYA KE ANAK ITU...!!!
Eko Keturunan Mlarat: Madu dibalas racun...perjuangan pengorbanan orng tua tdk minta dibalas atau dibayar oleh anaknya...anak sukses orng tua sdh bhgia.
Ingat saat kita dlm kandungan saat kecil saat sakit saat meminta ssuatu hanya orng tua yg merasakan panas hujan capai ngantuk sakit demi kehidupan anak agar masa depan baik...
Sabar aja pak anak anda yg sdh durhaka tdk lama lg mendapat karma!!!
Yudi Oke: Anak durhaka pasti hidup nya susah. Ga ada cerita anak durhaka hidup nya bahagia
Yưli: Anak dorhaka!!!ga bakalan berkah hidup&usahanya..
Achmad Syaikhu: Angkat ke layar tv biar anaknya malu.
Akhirnya dibawa ke panti jompo
Suasana Griya Werda, Panti Jompo kelolahan Dinas Sosial Kota Surabaya, pada lebaran H+2 kali ini, Jumat (8/7/2016) terlihat sepi seperti hari-hari lainnya.
Panti jompo yang terletak di jalan Medokan Asri Barat X yang merawat 75 lansia ini, kini memiliki anggota baru, bernama Samanto.
Samanto yang mengaku berasal dari Brebeg, Nganjuk ini ditemukan oleh Satpol PP Kota Surabaya pada malam takbir lalu, di sebuah pinggiran jalan di salah satu sudut Kota Surabaya.
Samanto mengatakan waktu itu anaknya yang sulung mengajak dirinya pergi, tanpa alasan yang jelas hendak kemana.
Saat ditanya oleh Samanto, anaknya hanya menyuruhnya diam.
"Saya waktu itu tanya mau kemana ini, dia hanya marah-marah dan menyuruh saya diam. Tau-tau saya disuruh turun di pinggir jalan dan mobilnya meninggalkan saya begitu saja," ujar pria yang memiliki penyakit stroke selama bertahun-tahun ini.
Kepada reporter Monica Felicitas, Surya.co.id, Samanto menceritakan, memang perlakuan anaknya yang sulung kepadanya tidak baik, semenjak dirinya mengidap penyakit dan sudah tidak bis beraktifitas lagi.
Tidak hanya pada dirinya, pada istrinya pun, yang merupakan ibu kandung, anaknya juga tidak memperlakukan dengan baik.
"Saya nggak tega, mak'e ( istrinya) juga di injak-injak sama anak saya, saya bilang, nduk kamu nggak baik begitu sama orang tuamu sendiri, itu dosa," ujar Samanto yang enggan mengatakan siapa nama anaknya tersebut.
Samanto juga menceritakan, oleh anaknya ia dipisahkan dengan istri yang kini ia tidak tahu keberadaannya dimana.
"Saya rindu mak'e. Saya tidak tahu dimana dia sekarang, disuruh pergi sama anak saya juga."
"Saya sempat bilang ke dia (anaknya) kalau saya sama ibunya punya salah, mohon dimaafkan, bilang juga sama suamimu kami minta maaf," ujar Samanto dengan berlinang air mata.
Berulang kali saat diwawancarai Surya, Samanto mengatakan ingin pulang ke kampunnya.
"Sirna sudah harapan saya untuk berlebaran dengan anak dan cucu. Saya merindukan momen sungkeman, merasakan suasana lebaran bersama keluarga, tapi saya malah dibuang," ucap Samanto.
Pria yang memakai kopyah berwarna putih ini mengatakan, dirinya kembali teringat mana kala putrinya yang memperlakukan ia tidak baik, masih tumbuh menjadi gadis kecilnya.
"Dulu meskipun kami pas-pasan dengan gaji saya yang hanya petugas keamanan pabrik makanan ternak saya belikan dia sepeda, dia senang."
"Saat dia sakit, saya dan ibunya sibuk ke rumah sakit mengurus dia, dan saat ia menangis saya gendong menggunakan jarik (selendang) saya dekap agar dia tenang," ujar Samanto sambil kembali berlinang air mata.
Saat dirinya sakit, anaknya menyuruh Samanto hanya berdiam di dalam rumah.
"Dia malu lihat saya keadaan begini, malu dengan tetangga, malu dengan temannya. Kalau adiknya baik kepada kami (orang tuanya), tapi ia cuma buruh tidak bisa membantu kami."
"Memang anak saya yang pertama itu sekarang sudah menjadi istri pemborong di Nganjuk, ya saya nurut tetap di dalam kamar saja," papar Samanto.
Saat dirinya sakit, hanya keponakannya yang merawatnya.
"Tidak hanya pada kami orang tuanya, pada mertuanya pun dia kurang baik," ucap Samanto.
Sambil matanya menerawang, Samanto mengatakan jauh di dalam lubuk hatinya, ia sudah memaafkan anaknya.
"Saya selalu mendoakan dia. Saya rela hanya didalam kamar saja, asalkan dia mau menjemput saya di sini, saya ingin pulang berkumpul bersama cucu-cucu di rumah, saya ingin pulang," ujar Samanto sambil menangis. (*)