Penyebab Obesitas Arya Masih Misteri
Menurutnya beberapa pemeriksaan untuk melacak penyebab obeseitas yang dialami Arya masih membutuhkan waktu yang tidak bisa dipastikan.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Meski mendapatkan perawatan selama enam hari di Rumah Sakit Hasan Sadikin, penyebab obesitas yang dialami Arya Permana (10) masih misteri.
Tim Dokter yang menangani kasus Arya mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan sampel darah yang diambil beberapa waktu yang lalu.
Ketua Tim Dokter Perawatan dan Pengobatan Arya Permana, dr Julistio T B Djais SP A(K). Mkes, mengatakan, pihaknya memang belum mengantongi semua hasil pemeriksaan laboratorium selama Arya dirawat di RSHS.
Menurutnya beberapa pemeriksaan untuk melacak penyebab obeseitas yang dialami Arya masih membutuhkan waktu yang tidak bisa dipastikan.
“Kemarin kami melakukan pemeriksaan terkait dengan penyebab dan arah komplikasi. Kalau arah komplikasi ke arah jantung atau paru itu sudah. Kalau ke arah sana tidak terlalu bermaslah dan cukup aman,” ujar Julistio ketika ditemui wartawan di RSHS, Jalan dr Djundjunan, Kota Bandung, Senin (18/7/2016).
Dengan pulangnya Arya, Julistio mengaku, hal itu tak akan merusak program yang telah dibuat tim dokter. Ia menyebut, justru perawatan yang paling baik untuk Arya itu dilakukan di rumah dan tak mungkin selamanya berada di rumah sakit.
“Dari awal masuk kami berikan pelayanan yang tujuannya untuk mengembalikan berat bada Arya yang sesuai sehingga bisa melakukan aktivitas yang baik dan menjadi orang dewasa yang berkualitas,” kata Julistio.
Julistio menyebut, ada beberapa hal yang menjadi catata untuk Arya dan orang tuanya agar bisa melaksanakannya di rumah.
Pertama, orang tuanya harus tahu bagaimana cara mengasuhnya Arya agar kelebihan berat badannya bisa berkurang.
Seperti diketahui ketidaktahuan orang tua terkait dengan cara pemberian makanan terhadap Arya juga menjadi salah satu penyebab obesitas Arya.
“Kemarin ini sudah mengajarkan orang tua agar memberikan makan sesuai kalori dan tidak berlebih. Pada pelaksanaan di RSHS bisa diterima Arya tanpa kelaparan dan ingin makan banyak, suatu kebiasaan yang tidak biasa dilakukan Arya sebelumnya. Kalau itu bisa diatur kalori tidak kurang, berat badan berkurang,” kata Julistio.
Kemudian, kata Julistio, Arya perlu banyak latihan bergerak. Arya sendiri sudah melakukan jalan kaki sejauh 100 meter selama dirawat di RSHS. Ia menilai Arya menempuh jarak 100 meter dengan jarak waktu sekitar enam menit. Menurutnya, program itu yang harus dilanjutkan di rumah.
“Tak kalah penting orang tuanya karena ini berkaitan dengan perilaku sehingga perlu pemahaman orang tuanya jika berhadapan dengan kasus yang serius. Ini yang perlu diketahui dan kami sudah mengkoreksi dan mencatat,” kata Julistio. (cis)