Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Loko yang Baru Lebih Canggih dan Bertenaga

Bengkel Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta kembali kedatangan 11 lokomotif baru, namun loko tersebut masih membutuhkan waktu sebelum bisa digunakan

Penulis: Khaerur Reza
Editor: Sugiyarto
zoom-in Loko yang Baru Lebih Canggih dan Bertenaga
TRIBUN JOGJA/KHAERUR REZA
Proses perakitan loko baru di Balai Yasa Yogyakarta 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNNEWS.COM JOGJA - Bengkel Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta kembali kedatangan 11 lokomotif baru, namun loko tersebut masih membutuhkan waktu sebelum bisa digunakan untuk menarik gerbong nantinya.

Manajer Quality Control Balai Yasa Yogyakarta, Entang Sutrisna mengatakan masih butuh beberapa proses sepeti uji dinamis dan mekanis hingga uji kelayakan dari Kemenhub hingga loko tersebut bisa dioperasi.

"Kalau hanya pemasangan loko ke bogie satu hari kita juga bisa, uji dinamis juga cepat karena hanya dilakukan di sini dengan pengecekan sistem yang ada," jelas Entang Jumat (22/7/2016).

Proses yang diperkirakan akan membutuhkan waktu lama adalah uji dinamis dengan mengujikan loko di rel yang ada di jalan, dimana nantinya mereka harus berbagi jalan dengan kereta yang aktif sehingga butuh waktu yang tepat saat rel sedang nganggur.

Dia menambahkan bahwa seri CC 206 yang memiliki tenaga 2250 hp (horse power) tersebut lebih modern dan memiliki tenaga lebih besar daripada seri CC 201 yang lama.

Apalagi CC 206 sudah memiliki sensor yang dapat memberikan sinyal apabila terjadi kerusakan atau masalah dalam sistemnya.

Berita Rekomendasi

Diperkirakan loko tersebut nantinya mampu menarik hingga 18 gerbong kereta.

"Kalau kita bandingkan yang dulu bisa mengangkut babaranjang (batubara rangkaian panjang) sepanjang 800 meter, sekarang tentu lebih. Cuma kalau kereta penumpang kan harus disesuaikan dengan panjang peronnya," tambah Entang.

Humas PT KAI Daop VI Eko Budiyanto mengatakan belum dapat dipastikan nantinya sesudah selesai dirakit loko tersebut akan dijalankan di mana.

"Nanti kebijakan manajemen, bisa di Jawa bisa juga digunakan di Sumatera," tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas