Pangkalpinang Punya Potensi Besar Menarik Wisatawan
Ada suatu mutiara yang belum diasah di Pangkalpinang yaitu herritage Cina
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walikota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Muhammad Irwansyah berencana menjadikan daerah yang dipimpinnya sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.
Dia mengundang sejumlah pihak yang paham pariwisata ke wilayahnya, dengan harapan bisa mempromosi dan mencari potensi pariwisata di sana.
Salah satu yang diundang adalah pakar marketing yang juga CEO Markplus.Inc, Hermawan Kartajaya.
Baru beberapa jam berkeliling, Hermawan mengatakan, Pangkalpinang memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan namun belum dikembangkan.
"Ada suatu mutiara yang belum diasah di Pangkalpinang yaitu herritage Cina," kata Hermawan saat berbincang di rumah makan Latrase, Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Walikota Irwansyah mengatakan, kehadiran Hermawan Kartajaya dalam rangka promosi dan mencari potensi pariwisata di Pangkalpinang.
"Ada informasi juga bahwa ada sekitar 140 juta warga Cina yang keluar negeri untuk kepentingan pariwisata, tetapi yang berkunjung ke Indonesia hanya satu juta orang. Padahal pariwisata Indonesia tidak kalah dengan negara lainnya," kata Walikota Irwansyah dalam keterangan tertulis yang diterima media di Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Untuk mendukung kegiatan wisata, terutama menarik wisatawan Cina, Walikota Irwansyah juga berencana memberikan pelajaran tambahan bahasa Mandarin untuk siswa SMP dan SMA.
Kedepannya akan menjadi pelajaran wajib."Tambahan pelajaran bahasa Mandarin ini juga dalam rangka menghadapi masa depan dunia yang hanya akan didominasi dua poros yakni Amerika dan Cina," katanya.
Kaitan Sejarah
Sementara itu, Hermawan tidak menyangka bahwa Pangkalpinang memiliki kaitan sejarah erat dengan Cina.
Oleh karena itu, banyak bangunan bersejarah yang berkaitan dengan Cina seperti kelenteng kuno Kwan Tie Miaw dan pekuburan Sentosa yang merupakan taman makam Cina terluas se-Asia Tenggara.
Dalam sejarahnya, ratusan tahun yang lalu, bangsa Cina datang ke Bangka untuk berburu timah.
Merekalah yang mengajarkan teknik menambang timah secara tradisional kepada warga Bangka.
Hingga kini, mereka hidup berdampingan dengan warga dari etnis Melayu tanpa adanya gesekan.
Kedua suku itu membaur dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan budaya dan agama kedua suku ini juga terus berjalan.
Untuk budaya Cina, kegiatan yang rutin digelar setiap tahun yakni tradisi Peh Cun, ritual Ceng Beng dan pertunjukan barongsai.
Sementara untuk budaya Melayu ada tradisi Nganggung, ruwahan, pawai ta'aruf dan sebagainya.
Di sisi lain, saat ini turis Cina mulai membanjiri Indonesia. Namun selama ini mereka baru mengunjungi Bali dan Manado saja.
"Nah kenapa Pangkalpinang enggak jadi (tujuan wisata turis Cina) yang ketiga aja?" kata pria yang juga staf ahli Menkop UKM ini.
Menurut Hermawan, modal Pangkalpinang untuk menarik para turis Cina sudah cukup banyak. Pangkalpinang dikelilingi pantai dengan pemandangan yang indah dan budaya Cina yang kental.
Hanya saja pengemasannya yang masih kurang. Dia tampak kaget saat mengetahui mayoritas pemandu wisata di Pangkalpinang mahir berbahasa Khek, yang merupakan bagian dari bahasa China.
"Ini (Pangkalpinang) lebih siap dari Bali. (Pemandu wisata) Bali setengah mati belajar bahasa Mandarin. (Pemandu wisata) Di Pangkalpinang mereka lancar bahasa Khek. Tinggal ditambah Mandarin saja, karena itu bahasa nasional mereka," ujarnya.