Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menolak Operasi, Altur Diusir Dari Rumah Sakit

Pasalnya, Altur yang menderita patah tulang bahu kiri menolak untuk operasi.

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Menolak Operasi, Altur Diusir Dari Rumah Sakit
TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO
Altur Simanjuntak berada di lobi rumah sakit, sebelum meninggalkan Rumah Sakit Martha Friska 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Altur Simanjuntak (31), pasien Rumah Sakit Martha Friska Multatuli, Medan, Sumatera Utara diusir dokter spesialis tulang.

Pasalnya, Altur yang menderita patah tulang bahu kiri menolak untuk operasi.

Lastiarny Boru Tobing (54), orang tua Altur mengatakan, beberapa hari lalu, putranya mengalami kecelakaan kerja di PT Gunung Selamat Lestari, Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan (Labusel).

"Setelah menjalani perawatan medis di klinik Kota Pinang, perusahaan merujuk ke Rumah Sakit Martha Friska, Medan. Selama menjalani perawatan medis pelayanan cukup bagus. Tapi, kami merasa tidak nyaman setelah dr Satria menyuruh pulang," katanya saat ditemui di RS Martha Friska, Jumat (5/8/2016).

Ia menjelaskan, setelah diperiksa beberapa kali, dr Satria, spesialis tulang (Orthopedi) menganjurkan Altur untuk operasi.

Namun, Altur menolak karena hasil scanning penyakit saraf belum keluar.

BERITA REKOMENDASI

"Akibat kecelakaan kerja itu, tidak hanya patah tulang namun ada keluhan di bagian mata dan kepala. Jadi saya menolak operasi bila hasil scannya belum keluar. Kalau hasil scan sudah ada, baru dilakukan musyawarah keluarga," ujarnya.

Selain itu, kata dia, usai penolakan operasi tersebut, dr Satria menyampaikan ada masalah pada BPJS yang digunakan Altur.

Karena itu, ia menyampaikan keluhan permasalahan ke perusahaan

"Saya melaporkan tentang keterangan dr Satria itu ke perusahaan. Apakah benar ada masalah. Tujuan saya, agar perusahaan dapat membantu. Setelah itu, tadi pagi, sebelum perwakilan perusahaan datang, dr Satria kembali bertanya kepada saya. Kenapa tidak mau operasi ?," katanya.

"Saya jelaskan tunggu scan keluar dulu, dok. Pada sisi lain, anak saya trauma karena delapan tahun lalu pernah operasi otak. Usai saya bilang gitu, dr Satria bilang kalau mau periksa mata bisa saja berobat jalan. Dan kalau enggak mau operasi bikin surat penolakan dan keluar dari rumah sakit ini," tambahnya.


Dia menuturkan, hingga Jumat siang, hasil scanning saraf belum keluar. Pihak rumah sakit melalui perawat jaga menyampaikan alat radiologinya rusak.

Namun dr Budi Santoso, spesialis saraf pernah menyampaikan tidak masalah dilakukan operasi.

"Dokter spesialis saraf pernah bilang kepada kami tak masalah operasi karena enggak ada gangguan pada saraf. Tapi kami saja belum liat scanning. Kenapa rumah sakit bikin surat pulang atas permintaan keluarga. ? Padahal saya enggak pernah minta pulang dari rumah sakit tapi dokter Satria yang suruh pulang," ungkapnya.(tio)
 

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas