Urban Farming Mampu Mencegah Intervensi Pasar
Urban farming sangat positif dan berpotensi menekan spekulan yang memainkan harga sayur di pasaran.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Konferensi Indonesia Berkebun IV di Banyuwangi diharapkan mampu mendorong masyarakat perkotaan menggalakkan semangat berkebun di lahan sempit atau terbatas.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan konsep Konferensi Indonesia Berkebun ini adalah urban farming. Apabila seluruh masyarakat mengalakkan urban farming, mampu mencegah intervensi pasar yang berpotensi memainkan harga-harga sayuran.
"Misalnya di Jatim, separuh warganya saja atau sekitar 15 juta penduduk menerapkan urban farming, bisa mencegah pasar memainkan harga," kata Anas usai membuka Konferensi Indonesia Berkebun di E-Park, Gelanggang Olah Raga Tawang Alun Banyuwangi, Sabtu (6/8/2016).
Lewat konsep urban farming, masyarakat tidak perlu ke pasar apabila membutuhkan sayuran, seperti cabai, tomat, dan sayuran lain yang bisa ditanam dengan konsep urban farming.
"Kalau butuh cabai tinggal memetik di halaman rumah. Coba bayangkan apabila seluruh masyarakat, atau tidak perlu semuanya, separuhnya saja bisa membuat harga cabai normal," kata Anas.
Di Banyuwangi telah menggalakkan urban farming. Salah satunya E-Park, yang menggunakan lahan di GOR Tawang Alun. E-Park sengaja dibangun tidak di Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena khawatir rusak.
"E-Park kami bangun di halaman publik yang tidak langsung diakses rakyat. Seperti di halaman GOR ini, jarang diakses rakyat sehingga bisa dijaga kelestariannya," kata Anas.
Berbeda kalau dibangun di RTH yang banyak dikunjungi masyarakat, dikhawatirkan bisa merusak E-Park tersebut.
"E-Park ini akan kami jaga. Apalagi melihat respon masyarakat yang luar biasa dengan adanya tempat ini," kata mantan anggota DPR RI tersebut.
E-Park Banyuwangi tidak membutuhkan banyak anggaran, karena bisa memanfaatkan bahan-bahan bekas. Seperti bekas botol air mineral, kayu-kayu dan bambu tak terpakai, bahan-bahan bekas lainnya.
E-park merupakan taman kota seluas 2000 meter persegi yang dulunya lahan tidak produktif. Fungsinya sebagai sarana ekologi, edukasi dan ekonomi bagi masyarakat.
Setiap minggu taman ini dikunjungi orang, tak hanya menikmati taman yang hijau, tapi juga belajar membuat taman di lahan pekarangannya.
Maklum saja, di taman ini kita disuguhkan pemandangan bagaimana sebuah lahan terbatas bisa dimanfaatkan menjadi taman yang asri. Mulai dari tanaman hidroponik, pengelolaan terintegrasi kotoran ternak menjadi pupuk tanaman, hingga cara memelihara tanaman organik.
Taman ini juga dilengkapi cafe, yang sejumlah menunya merupakan hasil berkebun e-park ini.
Banyuwangi juga sudah membangun 13.000 kolam ikan di halaman-halaman publik. Sehingga ikan-ikan tersebut memiliki manfaat untuk masyarakat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.