Pemprov NTT Bangun Posko Buruh Migran di Pelabuhan Tenau dan Bandara El Tari
Pemprov Nusa Tenggara Timur memperketat penjagaan di dua lokasi dengan membangun posko khusus yakni di Pelabuhan Tenau dan di Bandara El Tari Kupang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Pos Kupang, Oby Lewanmeru
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) memperketat penjagaan di dua lokasi dengan membangun posko khusus yakni di Pelabuhan Tenau dan di Bandara El Tari Kupang.
Ketatnya penjagaan di dua pelabuhan ini guna menekan kasus buruh migran ilegal.
Kedua tempat ini menjadi pintu keluar para buruh migran ilegal dari NTT. Umumnya mereka berangkat ke Malaysia dan kerapkali menjadi korban human trafficking (perdagangan orang).
Demikian disampaikan Kepala Seksi Pengawasan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) NTT, Thomas Hoda pada acara workshop dan diskusi publik tentang penanganan buruh migran di NTT di Kupang, Senin (22/8/2016).
Hadir pada workshop ini peserta dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT, BP3TKI NTT, Dinsos NTT, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak NTT, Rumah Perempuan, paralegal, kantor pelayanan satu pintu NTT dan kepolisian.
Hadir pula unsur Jaringan Buruh Migran (JBM), Boby dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Sekretaris Nasional Jaringan Buruh Migran (JBM), Savitri.
"Posko yang kita bangun itu untuk mengawasi dan mencegah terjadinya masalah buruh migran. Dengan kehadiran posko ini kita sudah temukan banyak masalah buruh migran yang hendak ke luar NTT," kata Thomas.
Dijelaskannya, masalah dominan adalah pemalsuan identitas diri buruh migran.
"Adanya posko ini kita berhasil menekan jumlah buruh migran asal NTT yang hendak bekerja di luar negeri. Pada bulan Juli hingga Agustus 2016 kami temukan tiga kasus," kata Thomas.