Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu Kuntilanak Bantu Persalinan, RSUD Banyudono Jadi Spot Baru Untuk Selfie

''Banyak yang ke sini, bahkan ada yang datang malam-malam untuk foto (selfie, Red)," kata Giyarno

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Isu Kuntilanak Bantu Persalinan, RSUD Banyudono Jadi Spot Baru Untuk Selfie
JOGLOSEMAR.CO/ARIO BHAWONO
Eks gedung RSUD Banyudono yang kosong sejak beberapa waktu lalu setelah operasional RSUD itu dipindah ke Andong. 

TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Gedung bekas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyudono, Kabupaten Boyolali, telah membuat heboh netizen.

Hal tersebut menyusul isu adanya kuntilanak yang membantu persalinan seorang ibu beberapa waktu lalu.

Salah satu dampaknya, keberadaan gedung bekas RS di pinggir jalan raya rute Solo-Semarang itu menarik perhatian banyak orang.

Bahkan sejumlah warga, kebanyakan remaja, datang untuk berfoto selfie di gedung kosong itu.

“Banyak yang ke sini, bahkan ada yang datang malam-malam untuk foto (selfie, Red)," kata Giyarno, petugas jaga RSUD Banyudono saat ditemui Joglosemar.co, Jumat (26/8/2016) siang.

"Saat ditanya penjaga (asal mana mereka), ada yang (menjawab) datang dari Kaliwungu, Semarang,” ujar Giyarno.

Diberitakan sebelumnya, netizen maupun warga dunia nyata di Boyolali dihebohkan isu ada ibu melahirkan dibantu kuntilanak di gedung eks RSUD Banyudono.

Berita Rekomendasi

Adapun menurut Giyarno, isu ini kali pertama berembus 27 Juli lalu setelah RSUD resmi pindah ke wilayah Boyolali bagian utara, tepatnya di wilayah Kecataman Andong.

Isu persalinan ibu hamil dibantu bidan kuntilanak semakin menyedot perhatian setelah menyebar viral di media sosial awal pekan ini.

Giyarno dan para penjaga lain bangunan bekas RSUD Banyudono itu mengaku tak pernah menjumpai aktivitas persalinan setelah RSUD dipindah.

Selama 15 tahun berjaga di sana pun Giyarno tak pernah mengalami hal mistis semisal tangisan bayi misterius atau bidan kuntilanak.

“Ya mungkin karena lokasinya merupakan bangunan lama dan bekas petilasan kawedanan, jadi kesannya memang angker," kata dia.

"Tapi saya sendiri selama 15 tahun bekerja, belum pernah menemui yang begituan,” ujar warga Desa Cangkringan, Banyudono, ini. (Joglosemar/co/Ario Bhawono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas