Sebelum Dihabisi, Fara Hubungi Kakaknya Tanyakan Cara Mengoreng Ikan Asin Gembung
Kakak Fara bernama Siti mengaku tidak mengenal pelaku namun pernah bertemu sekali walaupun tidak berhadap-hadapan langsung
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Proses pra rekonstruksi pembunuhan waria bernama Dharma Putra Nurdin alias Fara (30), berjalan cukup dramatis saat tersangka Dharmawan Syahputra tiba di Salon Fara, Jl Komyos Sudarso, Pontianak Barat, Sabtu (27/8/2016) sore.
Bersama kerumunan warga, pihak keluarga korban yang menunggu di luar, tampak terlihat emosional.
Satu di antara kakak kandung korban, Siti Nurbaya menuturkan sangat berterima kasih dengan telah tertangkapnya pelaku pembunuh adik bungsunya.
"Hukumlah dia dengan seberat-beratnya, kalau perlu hukum mati, seperti adik saya sendiri. Pelaku itu dihukum seberat-beratnya, seperti dia membunuh adik saya," teriaknya sambil berurai air mata.
Siti sempat mengenang komunikasi terakhirnya kepada Fara.
Saat itu, Fara sempat bertanya kepadanya, bagaimana cara menggoreng ikan.
"Terakhir komunikasi dia nanya saya tentang bagaimana menggoreng ikan. Malam tanggal 17, jam 11 sebelum kejadian. Dia bilang bagaimana menggoreng ikan asin gembung, dicuci apa ndak. Ndak dicuci kata saya, kau makan dengan siapa, sendiri saja," ujar Siti menirukan percakapannya dengan Fara.
Percakapan itulah terakhir kalinya ia berkomunikasi dengan adik bungsunya tersebut.
Ia sempat mengingat, pada sebelum lebaran pernah melihat seorang pria di salon Fara.
Namun karena tertutup tirai, ia tak mengenali wajah pria tersebut.
"Tapi tadi saya lihat, antara dia atau bukan. Karena postur badannya itu sama, tapi mukanya ditutup jadi ndak nampak. Saya pernah tanyakan sama adik, itu orang mana Dhar (adiknya), itu orang jauh katanya, kerja di sini, dia ndak menyebutkan namanya siapa," jelasnya.
Siti mengungkapkan, seingatnya pernah bertemu sekali dengan pelaku.
Namun tak berhadapan, dia saat itu duduk di depan salon, sementara pelaku duduk di dalam samping meja.
"Tapi tertutup tirai, ndak jelas," ucapnya.
Kakak ipar korban, Edi Hermawan menambahkan, korban sangat dekat dengan kakak keempatnya tersebut.
Setiap kali ada masalah, ia kerap curhat kepada Siti.
"Bagaimana dia menyiksa adik ipar saya itu, begitulah dia harus dapat juga," ujarnya di samping Siti.
Edi mengatakan sama sekali tak mengenal pelaku, menurutnya pula, di antara teman-teman adiknya, hanya pelakulah yang tak pernah dilihatnya.
"Baru kali ini, dia katanya yang pernah gadaikan jam sama Fara. Dia yang katanya tukang galon," katanya.
Keduanya mengatakan hal yang sama, bahwa adiknya sama sekali tak pernah menceritakan sosok pelaku selama ini kepada mereka.
"Ndak pernah, pokoknya yang masalah baru-baru ini dia ndak pernah cerita, ndak pernah ada masalah," terangnya.
Walau dulunya, korban pernah bercerita sedang bermasalah, namun dengan orang lain dan bukan pelaku. Termasuk hal-hal yang bersifat hubungan asmara keduanya.
Siti kembali menegaskan, ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara sehingga, kedekatannya dengan Fara, membuatnya sangat mengetahui hal-hal yang bersifat pribadi yang kerap diutarakan Fara kepadanya.
Ia juga menuturkan, Fara yang dikenalnya sangat hobi berbelanja dan makan-makan. Termasuk kerap membelanjakan uangnya untuk Siti maupun keponakan-keponakannya.
"Pernah saya jalan dengan dia, di toko baju di pasar. Saya bilang, Fara ndak mengajak cowok kamu belanja kah, dia cerita kalau cowok ini sering mengajak dia berbelanja," tutur Siti.
Namun Siti menegaskan, Fara tak pernah sama sekali mengisahkan ada permasalahan dengan pelaku.
Kepadanya, Fara tak bercerita tentang hubungan dekatnya dengan pelaku.
"Kalau yang ini ndak pernah, tapi kalau cowoknya yang dulu dia sering cerita. Sekarang saya ndak menanggapi, karena saya ndak suka dia masukan laki-laki ke salon ini, itulah dia ndak pernah cerita ke saya," jelasnya.
Ditambahkan Siti, selama ini adiknya tersebutlah yang mengelola usaha kecantikannya.
Fara hanya mempekerjakan karyawan, saat jelang lebaran lalu.