Penanganan Sungai Citarum Jadi Program Super Prioritas
Penanganan daerah aliran Sungai (DAS) Citarum menjadi program super prioritas, menyusul pencemaran dan kerusakannya sudah cukup parah.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Penanganan daerah aliran Sungai (DAS) Citarum menjadi program super prioritas, menyusul pencemaran dan kerusakannya sudah cukup parah.
"Ini urusannya dengan perdaban, bisakah kita bersihkan Sungai Citarum dari berbagai macam limbah? Kita bukan orang yang beradab jika sumber kehidupan air kita rusak sendiri,” kata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan atau Aher, di Graha Tirta Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (31/8/2016).
Aher mengklaim wajah DAS Citarum sudah mulai berubah luar biasa setelah pemerintah bekerjasama dengan TNI pada 2 Juni 2016. Secara kasat mata DAS Citarum mulai bersih dari sampah rumah tangga.
“Tapi masih ada mata air panas dan hitam. Mata air itu ujung got milik pabrik yang jauh dari aliran sungai,” sambung Aher.
Aher menyebut, mata air panas dan hitam berjumlah ratusan di DAS Citarum. Namun mata air itu tidak bisa dipakai wudu atau minum, karena beracun hasil limbah industri.
“Kalau mereka bilang tidak buang limbah dan sudah melakukan pengolahan, masa buang dari got itu jurig (hantu) pasti orang. Itu situasinya dan sudah dikunjungi aparat TNI dan tim,” beber dia.
Aher mengatakan banyak modus dilakukan perusahaan nakal membuang limbah selain membuat saluran air dari pabriknya ke DAS Citarum, di antaranya membuang saat banjir tiba.
“itu modus yang terjadi di lapangan,” kata Aher.
Aher menegaskan Pemprov Jabar tidak ingin menunda menyelamatkan masa depan Sungai Citarum. Pihaknya akan membuat tim satu atap terdiri dari Pemprov Jabar, TNI, Polri, Kejaksaan, dan pemerintah kota atau kabupaten menangani Citarum.
“Akan kami panggil satu-satu perusahaan yang ada. Kami akan diskusi menyelesaikan persoalan di industri masing-masing. Yang penting harus berkomitmen menjaga lingkungan. Saya yakin perusahaan ingin membangun dengan baik dan perusahaan ingin untung tanpa merugikan orang lain,” kata Aher.