Laporan Wartawan Surya, Haorrahman

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mengembangkan industri batik. Sebanyak 214 motif batik hasil perlombaan bakal diseleksi.

“Setiap tahun kami menggelar Banyuwangi Batik Festival. Rangkaian BBF ini di antaranya ada lomba mendesain motif batik, lomba mencanting, dan lomba mendesain baju berbahan dasar batik,” ujar Kepala Disperindagtam, Hary Cahyo P, Kamis (15/9/2016).

Dari 20 motif klasik yang dulu dominan dipakai pengrajin, kini berkembang hingga lebih 50 motif, di antaranya sekar jagad blambangan, paras gempal, gajah oling, kangkung stikes dan blarak semplah.

"Kami terus berupaya memperkaya motif Banyuwangi. Apalagi permintaan pasar akan batik Banyuwangi mulai terus bertambah seiring dengan pengembangan dunia pariwisata di sini. Dengan tambahan motif-motif baru ini diharapkan akan menambah ragam moti batik,” ujar Hary.

Peserta wajib mengangkat motif khas batik pesisiran mengadopsi flora dan fauna di Banyuwangi. Motif-motif tersebut antara lain seblang, gandrung lanang, tanduk rusa (alas purwo), omprog gandrung, sukomade, tukik blambangan, kembang kopi, sisik kipas gandrung dan penyu ijo.

Rata-rata motif yang diangkat peserta mengembangkan motif yang sudah ada seperti gajah oling dipadu flora dan fauna serta destinasi wisata Banyuwangi. Lomba ini turut diikuti pelajar.

Tim juri dari Balai Batik Yogyakarta, Komunitas Batik Surabaya dan Dewan Kesenian Banyuwangi akan menyeleksi 25 terbaik dari 214 motif.

“Nantinya 25 motif terbaik ini akan dituangkan di kain menjadi batik. Mereka diberi kebebasan mencanting karyanya ke kain dan diberi warna sesuai selera. Karya mereka akan dipajang saat puncak gelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) pada 9 Oktober mendatang,” ujar Hary.