Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Doto Zaini Yakin Pilkada Damai Lahirkan Pemimpin Terbaik

Doto Zaini menyadari pihaknya siap untuk kalah, tetapi lebih siap lagi untuk menang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Doto Zaini Yakin Pilkada Damai Lahirkan Pemimpin Terbaik
Ist/Tribunnews.com
Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Aceh Zaini Abdulah-Nasaruddin usai mendaftarkan diri ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Banda Aceh. 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Pendaftaran Pilkada 2017 dibuka serentak di seluruh Indonesia sejak, Rabu (21/9/2016).

Bersama rombongan, pasangan Zaini Abdullah dan Nasaruddin menyerahkan kelengkapan administrasi untuk keperluan pendaftaran.

“Hari ini saya dan Pak Nas secara resmi mendaftarkan pencalonan kami menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2017-2022,” kata Doto Zaini membuka pidatonya.

Awalnya Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh mengumumkan bahwa KTP yang diusung pasangan AZAN tidak mencukupi, karena itu kekurangannya segera dipenuhi.

AZAN merupakan singkatan dari dr H Zaini Abdullah-Ir H Nasaruddin MM pasangan calon gubernur dan wakil gubenur Aceh melalui jalur independen.

“Disertai doa dan dukungan pemilik KTP yang menaruh harapannya pada kami berdua, saya berterima kasih kepada para pendukung kami,” tutur Doto Zaini di hadapan ratusan simpatisan AZAN.

“Ini baru langkah awal, pekerjaan lebih berat menunggu kita, mengajak sebanyak mungkin rakyat Aceh untuk memenangkan perdamaian pada Pilkada Februari 2017 mendatang,” tandas Doto Zaini yang rekam jejaknya menjadi perunding perdamaian Aceh.

Berita Rekomendasi

Siap Kalah, Lebih Siap Menang

Sebagai sebuah pertarungan politik, Doto Zaini menyadari pihaknya siap untuk kalah, tetapi lebih siap lagi untuk menang.

“Terlalu sering dalam perjalanan hidup saya, melihat banyak orang gagal karena mengabaikan hal kecil, tersandung batu dan terpeleset kerikil,” ujar Doto Zaini mengingatkan para pendukungnya. Selama puluhan tahun Doto Zaini kenyang dengan asam garam perjuangan demi hak-hak politik dan kesejahteraan rakyat Aceh.

“Kekuasaan benar-benar hanyalah titipan yang dalam waktu singkat bisa datang dan pergi,” kata Doto Zaini berefleksi.

Doto Zaini adalah calon gubernur petahana yang memenangkan Pilkada Aceh pada 2012 lalu, dengan dukungan Partai Aceh. Wakilnya, Muzakkir Manaf kali ini maju berkompetisi dengan dukungan Partai Aceh.

“Sejarah dunia mengajarkan bagaimana sebuah kekuasaan yang kokok perkasa dan dijaga kekuatan militer maha dahsyat, tiba-tiba saja roboh tersungkur dalam waktu singkat,” pesan Doto Zaini.

Bagi Doto Zaini, kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mengelola amanah, untuk mewujudkan harapan akan perdamaian dan kesejahteraan. “Hari ini tepat 63 tahun lalu, Teungku Daud Beureuh melawan kekuasaan Jakarta atas Tanah Aceh, yang kemudian dilanjutkan oleh Paduka Yang Mulia Tgk. Hasan Di Tiro,” kata Doto Zaini membuka lembaran panjang sejarah Aceh. Doto Zaini adalah pendamping setia mendiang sang Wali selama perjuangan hingga akhir hayatnya.

“Perlawanan adalah peringatan bahwa kekuasaan yang tidak dikontrol bisa mendatangkan kezaliman,” tegas Doto Zaini. Kekuasaan yang tidak dikelola dengan hati damai bisa mendatangkan kehancuran, Doto Zaini mengingatkan. “Kekuasaan yang dijadikan sebagai tujuan akhir akan menemukan kenyataan bahwa hawa nafsu tidak akan pernah kenyang oleh jabatan dan kekayaan,” tegas Doto Zaini.

Hormati Lawanmu

Secara merendah, Doto Zaini mengaku dirinya bukan putra terbaik Aceh. “Ini pengabdian kami, persembahan pada tanah Aceh, dengan sepenuh hati kami berikan yang terbaik dari diri kami,” kata Doto Zaini menambahkan. Doto Zaini mengimbau kepada rakyat Aceh untuk memilih pemimpin secara merdeka, tidak karena diancam atau dipaksa.

Kepada para kandidat yang tengah bersaing, Doto Zaini mengimbau untuk menaruh rasa hormat kepada lawan-lawan politik, agar tidak menjadi kemenangan yang hina dan tidak mendatangkan kebajikan. “Mari kita berlomba meyakinkan, merebut hati dan suara rakyat Aceh,” tantang Doto Zaini secara arif. Dalam proses politik sekarang, Doto Zaini mengajak untuk tidak mempertontonkan sikap tidak terpuji, angkuh dan arogan.

“Rakyat Aceh adalah rakyat merdeka, hormatilah kemerdekaan jiwanya dengan tidak menukar dengan uang, apalagi ancaman,” tandas Doto Zaini. Hampir seluruh kandidat adalah mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mestinya sangat memahami karakter rakyat Aceh. Doto Zaini bahu-membahu bersama Hasan Tiro membangun diplomasi internasional menuju perdamaian yang saat ini dinikmati seluruh rakyat Aceh.

Di balik sejumlah kekhawatiran tersebut, Doto Zaini menyatakan optimisme terhadap Pilkada 2017 mendatang. “Insyaallah akan lahir pemimpin Aceh terbaik, hasil pilihan rakyat Aceh sendiri,” kata Doto Zaini. Setelah proses itu berakhir nanti, Doto Zaini mengajak semua pihak kembali saling berpegang tangan dan mendukung kepemimpinan Aceh 2017-2022.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas