Bocah Jatuh dari Lantai Tiga Rusunawa, Pejabat Pemkot Semarang: Dia Banyak Tingkah
Unit Pelayanan Teknis Daerah Rumah Sewa Dinas Tata Kota Dan Pertamanan Kota Semarang berkilah anak yang jatuh dari lantai tiga karena banyak tingkah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Unit Pelayanan Teknis Daerah Rumah Sewa Dinas Tata Kota Dan Pertamanan Kota Semarang mengelak tudingan tak amannya bangunan Rusunawa Kaligawe.
"Kontruksi aman-aman saja, tidak ada masalah. Anaknya saja kebanyakan tingkah," Kepala UPTD Rumah Sewa DTKP Semarang, Eko Sulistiyo, menanggapi pertanyaan polisi, Jumat (30/9/2016).
Bangunan Rusunawa Kaligaem, Eko menambahkan, terdapat pagar dan beton yang diberi pot tanaman. Kontruksi dan bangunan juga tidak terdapat masalah.
Baca: Gara-gara Sandal, Bocah Tujuh Tahun Terjun Bebas dari Lantai Tiga Rusunawa Kaligawe
"Justru saat kejadian saya berada di sana sedang rapat di aula blok E. Ada ribut-ribut rapat bubar," cerita dia.
Eko menuturkan orang tua diharapkan waspada menjaga anaknya. Pemkot Semarang telah menyediakan taman bermain untuk anak-anak yang terletak di lantai satu.
"Di samping itu pagarnya juga sudah tinggi. Pot-pot yang ada difungsikan untuk menghalangi anak-anak untuk tidak mendekati dag itu," ujar dia.
Pihak UPTD selalu sigap dengan kendala-kendala yang dikeluhkan penghuni rusunawa. Selain itu Pemkot Semarang telah menyediakan fasilitas untuk penghuni.
"Ya karena orang tua saja yang lalai untuk mengawasi si anak," ia beralasan.
Ia menuturkan pemerintah dalam hal ini hunian rusunawa selalu proaktif atas apa yang dikehendaki penghuni. Seperti kondisi rusunawa bocor cepat ditangani.
"Tidak ada pemerintah kurang apapun. Hingga rusun diberikan WIFI," kata dia.
Anak yang terjatuh dari lantai tiga Rusunawa Kaligawe diketahui bernama Adrian Laksana Surya Prasetya. Bocah tujuh tahun ini masih dirawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Prasetyo (40) tidak mengetahui persis bagaimana kronologis anaknya terjatuh. Awalnya Prasetyo dengan anaknya berada di dalam rumah. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (28/9/2016) malam.
"Saya tidak tahu namannya anak-anak main di luar (teras). Tempat saya memang paling pojok. Tidak tahu kenapa tiba-tiba pada berteriak anak saya jatuh. Saya tidak mengira kalau sudah jatuh seperti itu," kata Prasetyo.
Setelah mengetahui putranya terjatuh, Prasetyo langsung menengok. Saat itu anaknya dalam keadaan telungkup. Di rumah sakit tim medis memasangkan penyangga leher, memberi gips tangan dan memasang alat bantu pernafasan.
"Setelah itu discan komplet langsung masuk ICU. Sampai saat ini kita belum tahu hasil pemeriksaan. Besoknya sehari setelah masuk ICU penyangga tangan dan lehernya telah dilepas," Prasetyo menambahkan.
"Cedera matanya bengkak dan sekarang sudah kempis tidak sepertinya. Sekarang belum bisa membuka matanya. Kata perawat cuma reaksi obat bius. Tapi tidak operasi."
Menurut informasi tetangga, awal kejadian anak tersebut akan mengambil sandal milik adiknya. Saat ke bawah, anak tersebut langsung terlempar dan jatuh di taman. Si anak sempat berdiri lalu pingsan.
"Selama di perjalanan menuju rumah sakit anak saya masih sempat menangis. Dia sempat muntah ketika sampai di rumah sakit.Alhamdulillah masih nangis dan masih muntah," kata si bapak.
Ia mengatakan pada rusunawa tempat tinggalnya dinding pembatas hanya setinggi dada orang dewasa. Namun pada dinding pembatas terdapat tembok sehingga tinggi tembok pembatas setinggi lutut orang dewasa.
Adrian sempat masuk ruang ICU sejak Rabu malam. Sekarang kondisinya sudah membaik dan dipindahkan ke ruang perawatan tapi masih menggunakan alat bantu pernafasan.