Kapolda Akan Bela 3000 Korban Dimas Kanjeng di Sulsel
Menurut Anton, memang saat ini issu beredar ada 3000 warga Sulsel yang menjadi korban Dimas Kanjeng. Namun, para korban masih malu malaporkan.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Timur, Darul Amri
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel Irjen Pol Anton Charliyan menegaskan pihaknya akan membela 3000 warga Sulsel yang menjadi korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Hal tersebut diungkapkan Anton saat ditemui wartawan di ruang kerjanya di lantai dua gedung utama Markas Polda Sulsel Jl Perintis Kemerdekaan kota Makassar, Senin (3/10/2016) siang.
Menurut Anton, memang saat ini issu beredar ada 3000 warga Sulsel yang menjadi korban Dimas Kanjeng. Namun, para korban masih malu malaporkan.
"Janganlah malu untuk melapor kasus itu, kami siap kok untuk membela warga sulsel apalagi korban, tapi ini masih issu dan katanya, makanya harus lapor," kata Anton yang sekaligus menghimbau.
Polda Sulsel memang telah membuka posko khusus bagi korban Taat Pribadi dalam benerapa teralhir ini. Tapi, posko yang dipusatkan di gedung Ditreslrimum Polda itu belum juga menerima laporan.
Bahkan, diantara 3000 warga Sulsel itu, 12 diantaranya telah melaporkan kasus tersebut langsung ke Polda Jawa Timur (Jatim). Salah satunya adalah putra dari almarhumah Najmiah, M. Nur Najmul.
Selain itu, Anton sampai berharap agar para korban yang masih malu untuk bisa melapor ke Polda agar ditindaklanjuti dan juga bisa membantu penyidil dari Polda Jatim untuk penyelidikan.
"Jadi saya harap dilaporkan dan jangan malu, jika memang ada pihak lain yang mengancam maka kami siap untuk lindungi, korban mesti dapat lingungan juga," jelas Irjen Anton Charliyan.
Tinjau Padepokan
Tim penyidik dari Ditreskrimum Polda Jawa Timur (Jatim) yang didampingi Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Frans Barung Mangera melakukan tinjau langsung di padepokan milik Marwah Daud Ibrahim, di Jl Bontobila lorong 1, nomor 18, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Senin sore.
Tim penyidik yang berjumlah tiga orang dipimpin oleh Kanit IV Subdit I Anti Teror Komisaris Polisi (Kompol) Pamudji yang hanya meninjau dan melihat padepokan yang sering menjadi tempat ritual santri atau pengikut Dimas Kanjeng.
Frans Barung mengatakan, peninjauan tersebut memang bersifat sementara karena penyidik akan mengumpulkan data dan laporan 12 korban asal Sulsel.
"Kita beri dulu kesempatan kepada tim untuk memeriksa dan mengindetifikasi tempat ini, nanti hasilnya pasti akan kita sampaikan," kata Barung Mangera.
Barung melanjutkan, bukan padepokan milik Marwah Daud Ibrahmi yang akan diperiksa, namun beberapa rumah yang diduga menjadi pengikut Kanjeng Dimas juga akan ditelusuri dan didatangi.
"Ada beberapa tempat yang akan kita periksa, salah satunya adalah rumah pengikutnya kanjeng dimas di jalan sunu yakni almarhumah Najemiah," jelasnya.
Tim penyidik Polda Jatim memang tidak lama dilokasi, mereka berada disana 20 menit di lokasi padepokan dan lalu bergeser ke hotel Grand Clarion.
Aktivitas Pengikut Kanjeng
Warga Bontobila lorong 1 kecamatan Manggala mengungkapkan, rumah yang ditempati pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi selama ini melakukan aktivitas seperti ritual dan berzikir dimalam hari.
Bangunan rumah milik Marwah Daut itu adalah rumah panggung, ukuran lebar 15 meter dengan panjang delapan meter, didominasi cat berwarna coklat tua, dan tingginya bangunan sekitar tujuh meter.
"Aktifitas mereka memang selalu zikir saja, biasa malam jumat, setelah salat isya sampai jam dua belas (12) malam, setelah itu mereka keluar satu-satu," ujar seorang warga yang tidak menyebutkan namanya kepada tribun timur.
Suasana dilokasi dan didalam rumah terlihat sudah tidak ada aktifitas dalam rumah itu dan terlihat kosong, pintu dan jendela tertutup rapat, juga terlihat garasi yang berada disisi kanan tertutup.
Warga akui, aktifitas rumah itu seakan hidup pada malam jumat, banyak mobil dan belasan motor berjejeran didepan dan samping rumah tersebut hingga pukul 24.00 Wita hingga dinihari.
Doa dan zikir yang dipanjatkan, disebut tudak jauh berbeda dengan zikir dalam Islam. Namun warga sekitar mengaku, aktifitas tersebut tidak mengganggu.
"Mereka memang tidak kami usir karena bacaanya tidak mengganggu kami saat istirahat malam, memang banyak mobil mewah dan motor tapi tidak gamggu kami," ujar warga yang tinggal tidak jauh dari padepokan Dimas Kanjeng. (Dal)