Anaknya Jadi Korban Tenggelam, KH Muhammad Umar Toha Menangis
Di posko DVI, KH Umar memberikan kartu keluarga, foto Abdullah Umar dan memberikan ciri-ciri yang ada di tubuh anaknya kepada Tim DVI Polda Jatim
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Iksan Fauzi
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - KH Muhammad Umar Toha tidak bisa menahan tangis saat mendatangi posko Disaster Victims Identivication (DVI) atau tim identifikasi korban di sebelah Ponpes Langitan, Sabtu (8/10/2015).
KH Umar datang bersama istrinya sekitar pukul 11.45 WIB.
KH Umar adalah ayah Abdullah Umar (15), santri asal Kecamatan Bedilan, Gresik yang saat ini masih dicari oleh Tim Pencari setelah tenggelam di Sungai Bengawan Solo pada Jumat (7/10/3016).
Di posko DVI, KH Umar memberikan kartu keluarga, foto Abdullah Umar dan memberikan ciri-ciri yang ada di tubuh anaknya kepada Tim DVI Polda Jatim.
Sepanjang menemui Tim DVI, KH Umar terisak dan nampak syok mengetahui anaknya tenggelam.
Selesai bertemu Tim DVI, KH Umar berjalan menuju ke dalam Ponpes sembari dibantu beberapa santri.
"Saya berharap anak saya segera ditemukan," ucap KH Umar sambil terisak.
KH Umar tak langsung menuju ke dalam Ponpes, ia memilih duduk di posko keamanan Ponpes yang ada di sebelah pintu masuk samping Ponpes.
Di posko tersebut sudah ada pengasuh Ponpes Langitan, KH Agus Maksoem Faqih.
KH Maksoem mencoba menenangkan KH Umar.
Mereka berdua duduk di kursi teras posko dan terlihat ngobrol.
Isak tangis KH Umar membuat mata KH Maksoem turut berkaca-kaca.
Sekitar 5 menit mereka bercengkrama, dua guru agama itu berdiri dan saling berpelukan erat.
KH Umar lalu dituntun ke dalam Ponpes.
Sementara, KH Maksoem masih berada di teras posko keamanan.