Ratusan Siswa SLTA Gresik Diajari Tata Kelola Migas
Ratusan pelajar di Kabupaten Gresik mendapat ilmu baru di luar kurikulum yang ada di sekolah.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK – Ratusan pelajar di Kabupaten Gresik mendapat ilmu baru di luar kurikulum yang ada di sekolah.
Yakni ilmu tentang tata kelola minyak dan gas (Migas) yang disampaikan langsung oleh para praktisi dari perusahaan migas.
Tumbur Parlindungan, CEO PT Saka Energi Indonesia, misalnya. Kepada ratusan siswa yang ikut kegiatan BUMN Mengajar di SMAN 1 Manyar Gresik, menjelaskan detail tentang proses terjadinya minyak dan gas, hingga cara mengeksplorasinya.
“Termasuk peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan harga minyak dunia naik atau turun, para siswa juga harus tahu. Agar mereka tidak kaget ketika mendengar kabar minyak dunia sedang turun atau sebagainya,” ujar Tumbur usai acara kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Senin (10/10/2016).
Demikian halnya beberapa pemateri lain yang sehari-hari berkecimpung di bidang enginering perusahaan migas tersebut, juga menyampaikan banyak hal terkait operasional perusahaan migas.
Bahkan, para siswa juga diberi materi tentang sistem kemanan atau safety yang diterapkan di wilayah operasional anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) ini.
“Baru kali ini mengetahui banyak hal tentang perusahaan migas. Ternyata sistem di perusahaan migas sangat ketat. Tapi itu wajar, karena resikonya juga sangat besar,” ujar seorang siswa usai mengikuti acara kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Kepala Dinas Pendidikan Gresik, Mahin, menyatakan bahwa pengetahuan tentang tata kelola migas merupakan hal penting yang harus diketahui oleh siswa di Kabupaten Gresik.
“Agar para siswa tahu dan memahami sumber daya alam di daerahnya, serta bisa mengenal tata kelolanya. Ilmu ini saya rasa juga bagus sebagai bekal nanti setelah mereka lulus sekolah,” ujar Mahin yang juga hadir pada kegiatan ini.
Dinas Pendidikan, kata dia, bakal menyampaikan ke sekolah-sekolah lain agar bisa memasukkan materi migas di mata pelajaran yang diajarkan.
“Saya kira bisa dimasukkan dalam pada bidang studi IPS. Setelah ini akan kami sampaikan ke sekolah-sekolah lain di Gresik,” lanjutnya.