Kerjasama 'Dua Beringin' Jumlah Turis Asing Bakal 'Menjamur' di Pasar Beringharjo
Keduanya bertemu dalam Festival “Batik&Batok; Night”, yang diselenggarakan kampung wisata budaya Langenastran pada Sabtu (15/10/2016).
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kerjasama destinasi kembar pariwisata (Twin Destination) disepakati oleh Pengelola Pusat Perbelanjaan Beringharjo, Yogyakarta dan Indonesia Green Tour yang berdomisili di Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah.
Indonesia Green Tour sepakat akan membawa turis asing ke Pasar Beringharjo sebagai destinasi utama setelah wisatawan asing melakukan wisata alam di Tanjung Putting, Pangkalan Bun dan Pusat Perbelanjaan Beringharjo sepakat membantu menyebarkan informasi mengenai kegiatan wisata alam di Tanjung Puting, Kalteng.
Dalam kesepakatan itu, masing-masing diwakili Yofie Kamale CEO Indonesia Green Tour dan Gunawan Nugroho Utomo – Kepala UPT Pusat Bisnis, Pengelola Pusat Perbelanjaan Beringharjo.
Keduanya bertemu dalam Festival “Batik&Batok Night”, yang diselenggarakan kampung wisata budaya Langenastran pada Sabtu (15/10/2016) dan kesepakatan kerjasama destinasi kembar itu dilakukan di Media Corner Avocado, Yogyakarta, Minggu (16/10/2016).
Baik Yofie Kamale dan Gunawan Nugroho Utomo menjelaskan bahwa, disebut sebagai “Dua Pohon Beringin” karena keduanya berasal dari tempat di mana pohon beringin menjadi nama yang tak terpisahkan.
Waringin dalam nama Kabupaten Waringin Barat memang diambil dari kata Beringin dan dan demikian pula “Bering” dalam nama Beringharjo memang berasal dari kata Beringin.
“Kerjasama ini kami rasa perlu dilakukan sebagai bentuk saling mendukung satu sama lain sesuai dengan kapabilitas kami. Tamu asing datang ke Tanjung Puting karena tertarik akan kekayaan alam Kalimantan Tengah termasuk wisata orang utan."
"Namun setelah saya ke Jogya destinasi itu harus saya teruskan ke Yogyakarta yang menyimpan segudang kekayaan budaya."
"Kerjasama dengan Pusat Perbelanjaan Beringharjo terkait dengan tekad Beringharjo untuk go international yaitu mendatangkan turis asing ke pusat perbelanjaan Beringharjo,” ujar Yofie, yang mendapat undangan ke Batik&Batok Night dari Kampung Langenastran.
Namun demikian, Yofie menambahkan sebagai gantinya, Beringharjo akan memberikan informasi tentang wisata alam Tanjung Puting kepada para turis asing yang berkunjung ke Beringharjo.
Ada kerjasama yang saling mendukung bagi keduanya untuk menjadi daerah masing-masing sebagai destinasi utama wisata.
Sementara itu, menurut Gunawan, dengan menjadikan “Beringharjo Go International”, pasar yang sarat dengan sejarah itu harus mengkampanyekan diri dan sekaligus bekerja sama dengan berbagai pihak agar misi mendatangkan turis asing sukses.
Ukuran kesuksesan program “Beringharjo Go International”, menurut Gunawan, adalah naiknya penjualan para pedagang tradisional di Pusat Perbelanjaan Beringharjo dan yang membeli adalah wisatawan asing.
“Seperti halnya kami mendukung Kampung Langenastran dalam penyelenggaraan Batik&Batok Night, kami juga mendukung semua pihak yang akan memberi informasi ataupun merekomendasikan Beringharjo sebagai destinasi utama wisata. "
"Kami mendukung Kampung Langenastran dalam penyelenggaraan karena kami merasa yakin bahwa kampung ini juga akan memberi rekomendasi tentang Beringharjo sebagai destinasi utama wisata bagi turis asing,” ujar Gunawan.
Menurut Gunawan, pihaknya yakin kampung wisata budaya seperti Langenastran akan memiliki pusat informasi tentang kampungnya dan ini akan kami informasikan pula kepada para turis keistimewaan Langenastran.
Hanya saja, menurut Gunawan, kerjasama dengan Kampung Langenastran belum diformalkan.
Baik Yofie dan Gunawan sepakat bahwa jika kerjasama pariwisata seperti ini dapat dilakukan oleh banyak pihak akhirnya baik penyelenggara wisata ataupun destinasi wisata akan dapat bertumbuh bersama.
Dan sebagai akibatnya adalah, para pelaku pariwisata termasuk pemandu, tukang becak, andong, pedagang souvenir atau tempat kuliner akhirnya dapat menikmati hasilnya. (*)