Niat Baik Rumah Sakit Kharisma Cimamere Berbanding Sebaliknya
Sudah jatuh tertimpa tangga. Istilah ini mungkin pas untuk menggambarkan kondisi Rumah Sakit Kharisma Cimareme.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sudah jatuh tertimpa tangga. Istilah ini mungkin pas untuk menggambarkan kondisi Rumah Sakit Kharisma Cimareme.
Urung mendapatkan bantuan alat kesehatan dari sebuah LSM terkenal asal Amerika Serikat, rumah sakit yang berada di Kabupaten Bandung Barat itu terbebani biaya penitipan barang yang masih tertahan di pelabuhan hinggi kini.
Kontainer berisi bantuan alat kesehatan untuk RS Kharisma Cimareme itu belum bisa dibongkar di Pelabuhan Tanjung Priok sejak Juli 2016.
Baca: Keluhan Dokter Soal Susahnya Kantongi Surat Sakti Kemenkes Jadi Viral
"Kami dapat tagihan demmurage yang nilainya Rp 92 juta," kata Kepala Bidang Pelayanan RS Kharisma Cimareme, Erta Priadi Wirawijaya, kepada Tribun Jabar, melalui sambungan telepon, Senin (17/10/2016).
Erta mengunggah soal tagihan itu di akun Facebooknya. Ia meminta bantuan dana kepada sejumlah pihak untuk menebus kontainer berisi alkes untuk sarana dan prasarana di tempatnya bekerja.
Seandainya ada pihak yang ingin membantu meringankan tagihan biaya demurrage itu bisa mengirimkan bantuannya melalui rekening bank.
Baca: Pengakuan Dokter Kena Pingpong saat Minta Rekomendasi Kemenkes
"Setiap harinya tagihan itu bertambah, besarannya Rp 1,2 juta setiap hari. Makanya kalau tiba-tiba kami bisa menerima kiriman itu, kami ingin ada donator yang bisa membantu kami," kata dia.
RS Kharisma Cimareme setiap hari menangani 150 sampai 200 pasien. Rumah sakit ini menjadi andalan pasien BPJS untuk Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.
"Status kami swasta tapi paling banyak melayani pasien BPJS. Kami berkomitmen melayani pasien kurang mampu dan tidak pernah meminta biaya lebih. Masyarakat mengandalkan keberadaan keberadaan kami. Bisa dicek tingkat kepuasan pasien BPJS," Erta menantang.