Dapat Nomor Urut 1, Melly-Kholik Dinilai Layak Memimpin Bekasi
Pasangan itu berpeluang menang Meski ada dua pasangan calon yang dinilai kuat, yakni pasangan petahana Neneng-Eka dan Sa’duddin-Ahmad Dhani
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bekasi telah menetapkan dan mengundi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bekasi periode 2017-2022 di Hotel Sahid, Bekasi, Selasa (25/10/2016).
Berdasarkan hasil undian, pasangan calon (paslon) Meilina Kartika Kadir-Abdul Kholik yang didukung oleh PDI Perjuangan, PKB , PPP, dan PBB mendapat nomor urut 1. Sementara pasangan Neneng Hasanah Yasin-Eka Supria Atmaja yang didukung Golkar, PAN, Nasdem, PPP dan Hanura, mendapat nomor urut 5.
Paslon yang diusung PKS dan Gerindra, Sa’dudin-Ahmad Dhani Prasetyo mendapatkan nomor urut 2. Sementara paslon dari jalur independen, Obon Tabroni-Bambang Sumaryono dan Iin Farihin-KH. Mahmud mendapat nomor urut 3 dan 4.
Meski ada dua pasangan calon yang dinilai kuat, yakni pasangan petahana Neneng-Eka dan Sa’duddin-Ahmad Dhani, yang juga pernah menjabat Bupati Bekasi, pasangan Meilina-Kholik dinilai oleh beberapa kalangan sangat potensial memenangkan Pilkada Bekasi.
Pasangan Meilina-Kholik bahkan dinilai lebih layak untuk memimpin Kabupaten Bekasi periode mendatang karena membawa harapan baru.
“Kabupaten Bekasi harus dipimpin sosok pemimpin baru yang berkomitmen dan berani serta cerdas yang didasari atas kepekaan terhadap berbagai persoalan yang timbul di masyarakat. Dan saya pikir pasangan Melly-Kholik bisa menjadi harapan baru yang lebih pas dan layak untuk memimpin Kabupaten Bekasi kedepan,” ujar Suroyo, seorang tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan di Bekasi.
Lebih jauh Suroyo menjelaskan bahwa penilaiannya terhadap sosok pasangan MENARIK, bukan tanpa alasan kuat.
Pasalnya sejak pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten Bekasi, tidak ada perkembangan signifikan yang terjadi di Kabupaten Bekasi. Baik itu dalam hal kebutuhan mendasar masyarakat, seperti persoalan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Padahal, Kabupaten Bekasi memiliki potensi-potensi yang bisa mendongkrak percepatan pembangunan dan peningkatan ekonomi. Hal ini dimungkinkan karena Kabupaten Bekasi memiliki keuangan daerah yang besar.
“Itulah kenapa kemudian perlu ada sosok pemimpin baru di Kabupaten Bekasi. Fakta yang terjadi saat ini di Kabupaten Bekasi banyak persoalan yang tidak kunjung terselesaikan, mulai dari pendidikan, kesehatan dan persoalan kesejahteraan seperti persoalan pengangguran dan kemiskinan yang justru meningkat, sebagaimana sempat ramai dalam pemberitaan di media,” ulasnya.
Suroyo menambahkan bahwa lewat momentum Pilkada 2017 perubahan di Kabupaten Bekasi bisa dilakukan dengan mendorong pemimpin baru yang memiliki memiliki jejak rekam yang bagus dan membawa harapan terjadinya perubahan-perubahan untuk Kabupaten Bekasi lebih baik lagi.
“Pengalaman Melly sebagai anggota DPRD Provinsi Jabar dalam tiga periode berturut-turut dan wakilnya yang juga anggota DPRD Kabupaten Bekasi, saya kira, menjadi modal bagi mereka untuk memimpin Kabupaten Bekasi. Terlebih koalisi Nasionalis-Religius yang dibangun PDI Perjuangan, PKB, PPP dan PBB bisa menjadi kendaraan politik yang cukup kuat dan strategis dalam membangun jaringan untuk menyinergikan program-program pembangunan dengan pemerintah pusat,” katanya.