Diagung-agungkan, Ternyata Begini Latar Belakang Memprihatinkan 7 Mahaguru Dimas Kanjeng
Ketujuh mahaguru Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang diagung-agungkan pengikutnya, ternyata bukanlah orang pintar
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketujuh mahaguru Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang diagung-agungkan pengikutnya, ternyata bukanlah orang pintar atau punya ilmu agama yang mahir.
Mereka punya latar belakang yang memprihatinkan.
Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Kombes Pol Argo Yuwono, menjelaskan, beberapa di antaranya merupakan pengemis, gelandangan, pemulung dan penjual kopi di Jakarta.
“Tujuh mahaguru itu direkrut Vijay atas perintah Taat Pribdi. Mereka tidak memiliki pekerjaan tetap, ada yang jadi gelandangan dan penjual kopi,” ucap Argo, Minggu (6/11/2016).
Sebelum direkrut Vijay, ketujuh maha guru itu tinggal di rumah-rumah petak kawasan Tomang, Jakarta Barat.
Mereka sengaja direkrut untuk mengelabuhi para pengukut Dimas Kanjeng yang asal Probolinggo itu, dan tertarik bergabung. Selanjutnya menyetorkan uang ke Dimas Kanjeng.
Guna meyakinkan pengikutnya, pria yang semuanya berjengot ini diberi jubah dan sorban layaknya seorang kyai atau ulama. Perannya sebagai tokoh spiritual dalam acara seminar yang digelar di Jakarta.
Ketujuh mahaguru yang ditangkap di Jakarta, selanjutnya diterbangkan dan tiba di Surabaya pada Minggu (6/11/2016) .
Ketujuh maha guru dari Taat Pribadi yang ditangkap, yakni Ratim alias Abah Abdurrohman, Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung, Murjang alias Abah Naga Sosro, Marno alias Abah Kholil, Acep alias Abah Kalijogo, Sadeli Alias Entong dan Sutarno alias Abah Sutarto. (Fatkhul Alami)