Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kakak Kandung Panglima ISIS Tak Pernah Bertemu Adiknya 10 Tahun Hingga Dapat Kabar Tewas di Mosul

“Setelah nikah ia dan istrinya sempat tinggal di sini, bahkan sampai punya enam anak. Setelah itu, mereka memutuskan untuk pergi ke Malang,”

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kakak Kandung Panglima ISIS Tak Pernah Bertemu Adiknya 10 Tahun Hingga Dapat Kabar Tewas di Mosul
facebook.com/suryaonline
Bandingkan wajah Salim Mubarok Attamimi dari capture video (kiri) dan foto Salim dari kerabatnya yang diperoleh reporter Harian Surya. 

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Kakak kandung Panglima Militer Islam Irak Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia di Mosul, Irak, Abu Jandal atau Salim Mubarok Attamimi, Yayak Fauziah Fauzi membenarkan adik bungsunya meninggal dunia.

“Memang benar adik saya meninggal dunia,” kata Fauziah saat ditemui di rumahnya Jalan Irian Jaya A/33, Kelurahan Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Rabu (9/11/2016) siang.

informasi meninggalnya Salim Mubarok didapatkan dari teman–temannya.

Ia mengaku sejak 10 tahun silam tidak berkomunikasi dengan adiknya.

“Saya terakhir ketemu itu ya 10 tahun yang lalu. Dia (Salim Mubarok Attamimi) saat itu sedang ada di Malang bersama anak dan istrinya. Setelah itu, sampai sekarang tidak pernah ketemu lagi,” katanya.

Di Malang, dikatakan Fauziah , adiknya tinggal bersama istri dan keenam anaknya.

“Setelah nikah ia dan istrinya sempat tinggal di sini, bahkan sampai punya enam anak. Setelah itu, mereka memutuskan untuk pergi ke Malang,” tuturnya.

BERITA REKOMENDASI

Fauziah tidak mengetahui pasti kapan adiknya itu meninggal dunia.

Hal pasti, ia mendapatkan informasi itu Selasa (8/11/2016).

Sampai saat ini, ia pun tidak mengetahui keberadaannya dimana.

“Katanya sih di Mosul sana meninggalnya. Pokoknya saya hanya dikasih kabar seperti itu,” ungkapnya.

Dia mengatakan, bahwa sampai saat ini, belum ada informasi lebih lanjut.

Ia pun pasrah setelah mendengar kabar tersebut.

Bahkan, ia menyebut bahwa orang yang berjihad di jalan Allah dan meninggal itu pasti langsung dimakamkan di sana.


“Kayaknya kalau dibawa pulang ke Indonesia tidak mungkin. Kemungkinan paling besar ya dimakamkan disana,” katanya.

Fauziah juga menegaskan bahwa pihak keluarga tidak pernah menyebarkan informasi atau undangan jumpa pers dengan media atas meninggalnya sang adik.

Ia bahkan, tidak mengetahui darimana undangan tersebut.

“Yang jelas, saya tidak pernah mengundang jumpa pers. Saya justru tidak tahu itu. Tadi pagi saya didatangi polisi yang minta keterangan atas hal ini,” katanya.

Sementara itu, tetangga Fauziah yang mayoritas keturunan Arab ini menolak diwawancarai.

Mereka cenderung menghindar.

Bahkan, saat Surya Online mengunjungi rumah Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat.

“Ini bukan rumah RT. Mau tanya soal apa, Salim, saya tidak tahu mas,” katanya.

Penulis: Galih Lintartika

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas