Anggota Ormas Tusuk Leher Polisi, Ini Kronologinya
Setelah menendang mobil, Gus Rolies memukul wajah korban hingga memar dan Gus Kade Kertiasa lalu menusuk leher korban dengan pisau lipat kecil.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali I Gusti Agung Bagus Angga Putra
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Belasan orang memadati Jalan WR Supratman, Denpasar Timur, Kamis (10/11/2016) malam.
Orang-orang itu berjejalan hendak menyeberang jalan baik menuju atau kembali dari hajatan pernikahan keponakan Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede di Puri Pemayun Kesiman.
Di tengah situasi ramai dan macet, terjadi peristiwa pengeroyokan terhadap seorang pengendara mobil di depan puri.
Tiga pelaku yang kemudian diketahui anggota ormas itu menusuk leher korban, yang ternyata seorang anggota Direktorat Sabhara Polda Bali.
Korban bernama Bripda I Putu Agus Adnyana (20).
Ia baru saja selesai melaksanakan tugas mengantar delegasi Interpol yang mengikuti Sidang Umum Interpol di Nusa Dua, Badung.
Sementara ketiga pelaku masing-masing Ida Bagus Komang Rolies Wiandana (22), Ida Bagus Kade Kertiasa (33), dan Wayan Suda (51).
Ketiga anggota salah satu ormas besar di Bali ini telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat (11/11/2016) sekitar pukul 09.00 Wita.
Dalam rilis yang disampaikan kepada awak media di Mapolda Bali, kemarin, Kasubdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali, AKBP Suratno, menyatakan kejadian bermula saat ketiga pelaku baru saja menghadiri resepsi pernikahan di Puri Pemayun Kesiman.
Saat menyeberang jalan yang ramai dan macet, mobil Avanza hitam dengan nomor polisi DK 1322 IU yang dikendarai korban Bripda Putu Agus tiba-tiba menyenggol ketiga pelaku.
Mereka pun kalap sehingga membuat Gus Rolies langsung menendang mobil korban.
“Mereka mengaku disenggol mobil yang dikendarai oleh korban. Karena merasa disenggol, pelaku memukul mobil tersebut. Akhirnya korban karena merasa ada yang mukul mobil, dia meminggirkan kendaraan untuk menanyakan pemukulan tersebut. Belum sampai ada konfirmasi, ternyata mereka sudah ada melakukan pemukulan dan kemudian penusukan,” jelas Suratno.
Setelah menendang mobil, Gus Rolies kemudian memukul wajah korban hingga memar.
Gus Kade Kertiasa lalu menusuk leher korban dengan pisau lipat kecil.
Adapun Wayan Suda memecahkan kaca mobil belakang korban dengan sebongkah batu yang diambil dari tepi jalan.
Saat penganiayaan terjadi, korban sempat menangkis sabetan pisau yang diayunkan Gus Kade Kertiasa sehingga jari manis kirinya terluka.
“Senjatanya memang dibawa sendiri oleh pelaku. Saya kurang tahu mereka mendapatkan sajam dari mana yang jelas salah seorang dari mereka membawanya,” kata Suratno.
Dalam kondisi terdesak, Bripda Putu Agus kemudian tancap gas menuju Polda Bali.
Lehernya terus mengeluarkan darah setelah mendapat dua tusukan.
Sesampainya di Mapolda Bali, Bripda Putu Agus langsung ditolong oleh anggota kepolisian yang sedang bertugas jaga.
Oleh mereka, pria asal Banjar Dinas Ancut Desa Sebudi, Selat, Karangasem, ini dilarikan ke RS Trijata Polda Bali untuk mendapatkan perawatan.
Luka tusuk di sebelah kiri dan kanan leher belakangnya cukup dalam sehingga harus mendapat empat jahitan.
Sedang luka di jari telunjuk mendapatkan dua jahitan.
Sementara menurut sumber Tribun Bali, sebelum terjadi aksi pengeroyokan, mobil yang dikendarai Bripda Putu Agus sempat dihentikan oleh seorang babinkamtibmas bernama Aiptu I Wayan Sadia, yang saat itu turut mengatur warga yang menyeberang serta arus lalu lintas.
Aiptu Wayan Sadia memberikan aba-aba agar Bripda Putu Agus melambatkan kecepatan kendaraannya karena banyak orang menyeberang jalan.
Bripda Putu Agus saat itu melintas dari arah Tohpati menuju Mapolda Bali sekitar pukul 21.15 Wita.
Namun, Bripda Putu Agus tak memberhentikan laju mobilnya secara penuh.
“Anggota (Bripda Putu Agus, red) tidak berhenti total ketika ditahan laju kendaraanya. Hal itu diduga membuat mobilnya menyenggol seorang pelaku,” ucap sumber Tribun Bali.
Ketiga pelaku kemudian menghampiri korban dan melakukan pemukulan hingga penusukan.
Kaca mobil juga dipecahkan. Pengeroyokan terjadi saat korban masih berada dalam mobil sehingga tak bisa melakukan perlawanan.
“Saat itu korban sudah teriak bahwa dia anggota polisi tetapi tetap dikeroyok dan ditikam. Saat kejadian korban masih kenakan pakaian setengah dinas,” terang sumber tersebut.