Keluarga di Medan Tak Percaya Intan Tewas Terkena Bom
Agustini Banjarnahor (26), tante dari korban ledakan bom di Gereja Oikumene, tak percaya jika kemenakannya Intan Novita tewas setelah dirawat di RS.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Agustini Banjarnahor (26), tante dari korban ledakan bom di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda Kalimantan Timur, tak percaya jika kemenakannya Intan Novita Banjarnahor tewas setelah dirawat di rumah sakit, Minggu (13/11/2016) kemarin.
Menurut Agustini, ia mendapat kabar jika kemenakannya itu meninggal dunia sekira pukul 04.00 WIB.
"Tadi pagi abang saya yang di Kalimantan memberi kabar, Intan meninggal dunia. Luka bakarnya cukup parah," ungkap Agustini dengan kedua mata berkaca-kaca di kediamannya Jl Gagak Hitam/Ringroad, Sunggal, Senin (14/11/2016) siang.
Menurut Agustini, semula ia tak percaya jika Intan menjadi korban.
Minggu kemarin, kebetulan dirinya membuka laman facebook dan melihat berita peristiwa ledakan di Gereja Oikumene.
"Saya sempat berpikir semalam, abang saya (ayah Intan) kebetulan gerejanya di sana. Lalu saya telepon dia, namun enggak diangkat," kata Agustini yang belum lama kehilangan kakak kandungnya Dewi karena tewas dijambret.
Lantaran teleponnya tak kunjung diangkat, Agustini mencari informasi lain di facebook kerabatnya yang tinggal di Samarinda.
Saat membuka laman facebook milik tetangga orangtua Intan, ia semakin kaget mengetahui anak kakaknya itu ikut terkena ledakan.
"Setelah melihat informasi di facebook tetangga kakak saya itu, saya kemudian menghubungi tante yang ada di sana. Ternyata benar, Intan sudah dalam kondisi kritis," ungkap Agustini.
Rencananya, jenazah Intan akan dikebumikan besok di Samarinda. Sejumlah keluarga Banjarnahor juga sudah berangkat ke Kalimantan. (ray/tribun-medan.com)