Banjir Bandang di Bandung, Cermin Sifat Tamak dan Rakus Manusia yang Memicu Bencana
Jalan di kota ini, termasuk Tol Padalarang-Cileunyi, yang dibangun di Bandung timur posisinya melintang dengan 47 alur sungai.
Editor: Choirul Arifin
Namun, koordinasi antara Pemprov Jabar dan kabupaten/kota terkait Bandung utara dinilai tak bagus. Walaupun KBU sebagai kawasan strategis, terjadi tarik ulur dalam pemberian izin sesuai otonomi daerah.
”Pemprov hanya merekomendasikan, tetapi perencanaan pembangunan ada di setiap kabupaten/kota,” ujar Sobirin.
Dikuasai pengembang
Saat ini, lahan konservasi seluas 38.548 hektar di utara Kota Bandung dikuasai sekitar 350 pengembang.
Mereka tak hanya membangun perumahan, hotel, dan restoran, tetapi juga lapangan golf di kawasan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah tangkapan air itu.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat Dadan Ramdan menyatakan, hingga kini di lokasi berketinggian 750 meter di atas permukaan laut itu, pembangunan terus dilakukan dengan mengabaikan fungsi lahan.
”Izin lokasi dikeluarkan Pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Bandung Barat. Padahal, Gubernur Jawa Barat belum mengeluarkan satu rekomendasi pun untuk keperluan izin-izin pembangunan itu,” ujarnya.
Untuk itu, Guru Besar Rekayasa Sungai-Sumber Daya Air Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Indratmo Soekarno meminta segera dilakukan terobosan pengurangan banjir secara terintegrasi dari hulu hingga hilir melibatkan multipihak.
Sesegera mungkin, Pemkot Bandung membangun sejumlah sumur resapan, kolam retensi atau danau perkotaan, serta merekayasa sungai.
”Untuk menghilangkan banjir secara total mungkin sulit, tetapi setidaknya banjir dapat diminimalisasi sehingga tak menimbulkan bencana dan kerugian yang besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Pendapat senada ditegaskan Ketua Kelompok Kerja Banjir dan Banjir Bandang Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Agus Maryono.
”Di daerah-daerah bagian atas Bandung itu kan sudah banyak dibangun rumah dan hotel sehingga wilayah resapan air berkurang,” katanya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya terus berupaya mengurangi dampak banjir di Kota Bandung. Salah satunya dengan terus memperbaiki saluran air dan membangun tol air di kawasan rawan banjir, seperti Jalan Pagarsih.
Banjir di daerah lain