Tradisi Saparan Bekakak, Mengenang Abdi Dalem Kesayangan Sultan Hamengku Buwono I
Pertunjukan reog membuka agenda Saparan Bekakak 2016 di Lapangan Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hendra Krisdianto
TRIBUNEWS.COM, SLEMAN - Pertunjukan reog membuka agenda Saparan Bekakak 2016 di Lapangan Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Jumat (18/11/2016).
Meski mendung tebal bergelanyut di langit dan gerimis rintik-rintik, masyarakat tetap berjubel memenuhi lokasi.
Mereka terlihat antusias menonton agenda tahunan ini dari dekat. Saparan Bekakak merupakan sebuah upacara adat yang digelar setiap tahun di bulan Sapar dalam kalender Jawa.
Acara ini digelar untuk mengenang jasa seorang abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengku Buwono I, yakni Ki Wirosuto.
Konon cerita yang berkembang di masyarakat, Ki Wirosuto dan istrinya hilang secara misterius saat mencari batu gamping di Gunung Gamping.
Mereka kemudian meninggal karena diganggu makhluk halus penunggu gunung tersebut.
"Ki Wirosuto mencari batu gamping untuk material membangun keraton baru (Keraton Yogyakarta saat ini). Dulu kan keraton masih di Ambarketawang," kata Triyongko, Kepala Seksi kirab Saparan Bekakak 2016.
Sejak itu, masyarakat lalu berupaya mengenang jasa Ki Wirosuto dengan menggelar Saparan Bekakak setiap tahun.
Bekakak merupakan sebentuk wujud sepasang manusia yang terbuat dari nasi ketan sebagai perwujudan sosok Ki Wirosuto dan istrinya.(*)