Banjir di Brebes, Rumah Warga Ambles Terseret Arus
Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Brebes selatan mengakibatkan air Sungai Cidadali dan Cihaur di Kecamatan Bantarkawung meluap.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Brebes selatan mengakibatkan air Sungai Cidadali dan Cihaur di Kecamatan Bantarkawung meluap.
Luapan dua sungai itu merusak talut hingga jebol dan sebuah rumah warga ambles terseret arus serta berpotensi menimbulkan hal serupa di rumah lainnya.
Tidak hanya itu, dua jembatan yang menghubungkan Desa Banjarsari dan Cibentang juga terancam putus karena talut penyangga jembatan ambrol terkena hantaman derasnya air.
Pemilik rumah yang rusak, Sobirin (53) mengatakan, saat air menghantam talut yang berada di samping rumahnya, ia tengah berada di dalam rumah bersama anak dan istrinya pada Minggu pukul 16.30 WIB.
Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh.
"Kaget, setelah terdengar suara keras, rumah bagian belakang dan samping ambles. Kami langsung keluar rumah menyelematkan diri tanpa membawa barang-barang," kata Sobirin, Senin (21/11/2016).
Rumahnya rusak total, dari atap hingga lantai keramik.
Sejumlah perabotan rumah tangga semisal kursi di ruang tamu dan peralatan dapur pun raib terbawa arus sungai.
Ia menaksir kerugian hingga sekitar Rp 20 juta.
Menurutnya, banjir dan tanah longsor yang melanda desanya bukan pertama kali terjadi.
Namun, banjir yang mengakibatkan talut ambrol dan rumahnya rusak, baru kali ini.
"Ini bukan pertama kali yang terjadi di desa kami. Tapi, ini yang terparah," ujarnya.
Bencana rumah ambles karena banjir di Sungai Cidadali juga mengancam sejumlah rumah tidak jauh dari rumah Sobirin.
Ada belasan rumah yang dibangun tidak jauh dari talut.
"Awalnya, jarak talut dengan rumah saya lumayan jauh, tujuh meteran. Tapi karena terkena banjir terus menerus, jarak sungai ke rumah hanya sekitar tiga meter," kata warga lain, Abdul Mutholib (45).
Apalagi, kata dia, rumahnya berada di dekat tebing sungai serta daerah aliran sungai di dekat rumahnya itu berkelok.
Dikhawatirkan, ketika banjir, air menerjang tebing tersebut dan mengikiskan tanah hingga sampai rumahnya.
"Harapannya, pemerintah memperbaiki talut dengan membangun dinding beton. Sehingga arus sungai tidak cepat mengikiskan tanah talut," ucapnya.
Sementara, kondisi dua jembatan yang ambrol saat ini dipasang penanda menggunakan bambu.
Kendaraan yang melintas di dua jembatan itu harus bergantian, satu persatu lantaran setengah badan jalan sudah ambles.
Jika tidak segera ditangani, jembatan terancam putus dan warga setempat terisolasi lantaran jalan tersebut merupakan akses utama.