Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM,  SAMARINDA - Aksi damai 212 atau aksi bela islam jilid III, yang akan dilakukan pada 2 Desember, yang berpusat di Jakarta tidak dilakukan di kota Samarinda.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol M Setyobudi Dwiputro mengatakan, hingga tanggal 30 november, tidak ada satupun ormas islam maupun kelompok masyarakat yang menyerahkan surat pemberitahuan ke kepolisian untuk menggelar aksi tersebut.

"Tidak ada aksi 212 di Samarinda, karena tidak ada yang datang ke kepolisian berikan surat pemberitahuan, artinya kami anggap tidak ada," katanya, Kamis (1/12/2016).

Surat yang masuk ke kami, hanya dari mahasiswa yang menuntut gubernur minta maaf terkait pernyataan gubernur saja.

"Itupun sudah dilakukan aksinya," ungkapnya, Kamis (1/12).

Sesuai dengan aturan yang ada, untuk pemberitahuan aksi demonstrasi, dilakukan paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan.

Jika ada yang melakukan aksi tidak melakukan pemberitahuan, maka dinyatakan ilegal dan kepolisian punya wewenang untuk membubarkan aksi tersebut.

"Paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan, tentu kalau aksi tidak lakukan pemberitahuan terlebih dahulu, dianggap ilegal, dan tentunya kami akan lakukan tindakan," tuturnya.

"Kalau jauh hari melapor kepada kami, dengan rincian rute maupun agenda aksi, tentu kami dapat mempersiapkan personil untuk pengamanan, mulai dari melakukan rekayasa lalu lintas, kalau aksi tersebut menyebabkan kemacetan, dan pengamanan di titik rawan lainnya, termasuk pengamanan di lokasi aksi," ucapnya.

Kendati demikian, pihaknya mengaku siap untuk melakukan pengamanan terhadap aksi maupun kegiatan yang dilakukan masyarakat. "Kalau personil siap saja, untuk pengamanan kami siapkan sama dengan aksi sebelumnya, tapi kan sekarang tidak ada pemberitahuan akan gelar aksi," kata Kombes Pol Setyobudi.