Kisah Mahasiswi Pencari Anak Putus Sekolah
Hana menjadi bagian dari program pemerintah Kota Surabaya untuk mengembalikan anak-anak agar berminat belajar dan kembali kesekolah.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mengembalikan minat belajar anak bukan perkara mudah. Hal ini dialami Hana Pertiwi, Mahasiswi jurusan PG PAUD Univeraitas Muhammadiyah Surabaya (UMS).
Hana menjadi bagian dari program pemerintah Kota Surabaya untuk mengembalikan anak-anak agar berminat belajar dan kembali ke sekolah.
Seperti dalam kegiatan belajar bersama di taman Wonorejo atau kebun bibit 2, Kamis (1/12/2016).
Ia harus berkeliling rusun mencari anak binaannya.
Dari keempat anak binaan di daerah Simokerto, Hana memiliki satu anak binaan yang suka bermain plays station.
Sayangnya kesukaan bocah 15 tahun tersebut membuatnya malas belajar hingga putus sekolah.
“Sudah berhasil saya masukkan ke sekolah reguler, tapi ya gitu kadang masih suka bolos karena kesenengan main di PS. Makanya dalam program ini tidak selesai dengan mengembalikan anak ke sekolah, setelahnya harus tetap dibina,”ucap gadis asal Banten tersebut.
Hana juga harus melakukan pendekatan ke tiga anak binaannya yang lain. Sebab, mereka memiliki kondisi rentan putus sekolah. (Sulvi Sofiana)
Kegiatan belajar bersama di taman kota juga sebagai bentuk pemanfaatan fasilitas umum.
Ratno Abidin, dosen pendamping program CSR Kota Surabaya dari UMSurabaya menyatakan kegiatan ini sebetulnya sebagai upaya kepedulian terhadap anak-anak putus dan rentan putus sekolah dengan memanfaatkan banyaknya taman yang dibangun oleh pemkot.