Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanah yang Terbelah Usai Gempa di Aceh Tamiang dan Pidie Keluarkan Semburan Lumpur

Semburan tanah lumpur bercampur air tanpa gas muncul di lahan warga Aceh Tamiang dan Pidie Aceh.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Tanah yang Terbelah Usai Gempa di Aceh Tamiang dan Pidie Keluarkan Semburan Lumpur
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
PT Pertamina EP Rantau menurunkan tim untuk mengetahui penyebab munculnya lumpur di Rantau Tamiang karena di lokasi tidak ada aktiVitas pengeboran minyak. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Semburan tanah lumpur bercampur air tanpa gas muncul di lahan warga Dusun Benih Tamiang, Desa Perkebunan Rantau Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang.

Peristiwa ini tepatnya terjadi di sebelah SMPN I Kejuruan Muda Jumat (9/12/2016) kemarin.

Diduga munculnya semburan tersebut akibat terjadinya gempa bumi beberapa hari lalu.

Humas PT Pertamina EP Rantau, Jufri mengakui adanya semburan lumpur bercampur air di lahan warga, yang dilaporkan sekira pukul 08.00 WIB.

Namun pihaknya belum mengetahui dari mana asal semburan, karena tidak berbau gas dan lebih banyak air yang keluar dibandingkan lumpurnya.

PT Pertamina EP Rantau juga sudah menurunkan tim, dan saat ini mereka sedang bekerja untuk mengetahui penyebab munculnya lumpur tersebut karena di lokasi tidak ada aktivitas pengeboran minyak.

"Kita upayakan menghentikan semburan, diperkirakan semburan ini sudah terjadi sejak malam hari," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Jufri menduga, terjadinya semburan tersebut, bisa jadi akibat terjadinya gempa yang berpusat di Pidie Jaya beberapa waktu lalu, yang sempat juga dirasakan warga Tamiang.

"Bisa saja terjadi pergesaran lempengan bumi. Ada dua kemungkinan dampak dari pergeseran itu, mudah mudahan dapat bertambah cadangan minyak bumi di Aceh Tamiang atau sebaliknya menghilang dan saat ini tim sedang turun untuk meneliti," ujarnya.

Kejadian serupa juga terjadi di wilayah Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya.

Gampong tersebut terletak sekitar 500 meter dengan bibir laut.

Semburan air bercampur pasir hitam itu keluar dari celah tanah yang terbelah saat gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter terjadi Rabu (7/12/2016) lalu.

Saat ini pasir halus berwarna hitam masih terlihat di depan rumah dan di pinggir jalan Gampong Meunasah Balek.

Mustajab Majid (40) warga Gampong Meunasah Balek mengatakan, dirinya sempat menyaksikan air hitam bercampur pasir keluar dari dalam tanah yang terbelah.

Semburan air itu sangat kuat yang terjadi bersamaan dengan gempa.

"Saya sempat terperosok ke dalam lubang semburan air hitam yang keluar saat menyelamatkan diri. Saya tidak ingat berapa lama air hitam keluar dari bumi. Saya lihat saat lari menyelamatkan diri dari dalam rumah," kenang Mustajab.

Pidie Diguncang Gempa Lagi
Gempa kembali mengguncang Pidie Jaya, Aceh. Kekuatannya mencapai 5 skala richter (SR). Gempa terjadi kemarin sekitar pukul 16.49 WIB. Pusat gempa ada di 32 Km Baratlaut Pidie Jaya, dengan kedalaman 10 Km.

Informasi yang dihimpun, tak ada korban jiwa atau kerusakan tambahan akibat gempa ini. Laporan dari Mereudeu, Pidie Jaya, masyarakat merasakan gempa ini.

Warga di Pangwa, Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh sempat panik saat gempa terjadi. Mereka berhamburan ke tempat lapang karena merasakan guncangan kuat.

Sejumlah warga yang berada di rumah memilih lari ke tempat terbuka karena khawatir dengan kondisi bangunan rumah. Sejumlah rumah di wilayah ini rusak karena gempa berkekuatan 6,5 SR.

Kepanikan juga dialami warga yang berada di tempat pengungsian. Pengungsi yang kebanyakan ibu-ibu langsung keluar dari tenda-tenda membawa serta anak mereka.

"Allahu akbar, gempa gempa," teriak warga.

Mensos Khofifah Indar Parawansa, juga merasakan getaran gempa saat sedang meninjau Posko pengungsi Masjid Al Istiqomah, Desa Rhieng Blang, Kecamatan Meuredu, Pidie Jaya. Wawancara Mensos dengan para jurnalis sempat terhenti sebentar saat getaran terasa.

Setelah getaran hilang, aktivitas Mensos sambil wawancara dan menyapa para pengungsi kembali dilanjutkan.Pukul 17.00 WIB, aktivitas pengungsi kembali normal. Sebagian warga ada yang melakukan ibadah salat asar dan sebagian lagi ada yang beristirahat di posko pengungsian. (M Nazar/Serambi/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas