Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Tawon Teror Warga, Belasan Warga Bengkak-bengkak Diserang

Lantaran ketakutan, warga terpaksa bertahan di dalam rumah. Kondisi ini membuat mereka seperti terpenjaran di rumah sendiri.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ribuan Tawon Teror Warga, Belasan Warga Bengkak-bengkak Diserang
Tribun Jabar/Dian Nugraha Ramdani
Sarang lebah yang menggantung di atap rumah seorang warga Desa Limbangansari, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Minggu (18/12/2016). TRIBUN JABAR/DIAN NUGRAHA RAMDANI 

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR-Teror sengatan ribuan tawon tak hanya mengakibatkan belasan warga bengkak. Namun juga membuat kampung nyaris mati akibat tiadanya aktivitas warga.

Lantaran ketakutan, warga terpaksa bertahan di dalam rumah. Kondisi ini membuat mereka seperti terpenjaran di rumah sendiri.

Seperti diberitakan, ribuan lebah menghadirkan teror di sebuah perkampungan padat penduduk di Cianjur, Jawa Barat.

Belasan warga Kampung Tegallega RT02 RW 07, Desa Limbangansari, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, menjadi korban sengatan lebah tersebut.

Mereka menderita demam dan bengkak-bengkak di bagian tubuhnya.

Lebah tersebut membuat sarang berukuran 1 meter X 50 centimeter di sudut atap rumah lantai dua milik Hasanudin (45).

Semula sarang lebah tersebut dibiakan karena berukuran kecil.

Berita Rekomendasi

Lama kelamaan berkembang menjadi sebesar perut kerbau sehingga membuat resah.

Mengganasnya serangga itu terjadi sejak pertengahan November 2016, berarti sudah sebulan.

Adapun sarang itu sudah ada sejak enam bulan lalu.

Tetangga Hasanudin, Ani (35), yang tinggal di rumah berjarak 1 meter menyebutkan tiga anaknya pernah disengat.

"Kami khawatir kalau sedang berada di rumah. Agak mending kalau siang, anak-anak sekolah dan saya bekerja. Kalau malam dan pagi, kami antisipasi dengan menimbulkan asap dari pakaian bekas yang dibakar," ujar Ani, Minggu (18/12/2016).

Pakaian bekas itu dibakar di bagian luar pintu lantai dua tempat tinggalnya.

Asap yang muncul diharapkan dapat mengusir lebah.

"Sudah 10 baju bekas saya bakar, tapi tetap saja ada yang tersengat," ujarnya.

Sekarang Ani lebih memilih menutup rapat sela-sela yang mungkin dimasuki kawanan lebah.

Mulai dari pintu, jendela hingga lubang udara.

Cara itu pula yang dilakukan Hasanudin.

"Kalau hujan, wah, lebah berkerumun di depan rumah. Mereka turun dari sarangnya. Saya siap melawan memakai jaket dan memegang raket listrik (untuk nyamuk). Jumlahnya mungkin ribuan," ujar Hasanudin.

Siang itu, puluhan lebah terlihat berterbangan di sekitar sarangnya.

Mereka terbang keluar dan masuk.

"Awalnya seukuran dua kepalan tangan, kecil sekali. Tampaknya ini jenis tawon," imbuh Hasanudin.

Dia tak berani mengganggu sarang lebah itu atau berusaha merusaknya.

Hasanudin takut gerombolan lebah akan mengamuk dan memperburuk keadaan dengan menyerang tetangga sekitar.

"Warga yang tersengat sudah banyak, anak-anak dan dewasa. Tak sedikit yang disengat hingga bengkak parah sehingga tak dapat keluar rumah beberapa hari," paparnya.

Kabar tersebut menggugah keprihatinan petugas pemadam kebakaran (Damkar) setempat.

Instansi ini berencana menurunkan sarang lebah tersebut.

Komandan Pos 1 Damkar Kabupaten Cianjur, Aan Salwan, akan segera mengoordinasikan informasi itu kepada jajarannya.

"Belum ada laporan sejauh ini tentang sarang lebah di Limbangansari. Kenapa bisa sampai dibiarkan hingga sebesar perut kerbau?" ujar Aan melalui telepon kepada Tribun.

Menurutnya, Damkar sepekan lalu juga menurunkan sarang lebah di permukiman penduduk di Kecamatan Karangtengah.

Butuh waktu sekitar empat jam mulai dari pukul 14.00 untuk menurunkan sarang lebah berukuran 40 x 60 centimeter.

"Sarang lebah di Limbangansari mungkin akan kami turunkan Senin (besok)," tuturnya.

Dia menyatakan tak perlu mengevakuasi warga sekitar ke tempat lain.

Namun, Aan meminta tak ada anak-anak di sekitar sarang lebah ketika petugas beraksi.

Apa pasal? Anak-anak sering kali bersorak-sorai saat proses penurunan berlangsung.

Teriakan mereka dikhawatirkan mengundang kemarahan lebah.

Anak-anak juga tak jarang berada di jarak yang dekat dengan sarang yang akan dihilangkan sehingga risiko disengat tinggi.

Satu yang menjadi kendala, Damkar Cianjur tak punya alat dan pakaian khusus untuk menangani serangga.

Hanya berbekal jaket antiapi, mereka akan menurunkan sarang lebah itu dari atap rumah Hasanudin.

"Kami berusaha sebisa-bisa saja supaya warga tidak resah," tandas Aan. (tribunjabar/diannugraha)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas