Masih Ada Makanan Mengandung Zat Berbahaya di Pasar Cihapit
Meski dicanangkan sebagai pasar aman, masih ada makanan yang dijual di Pasar Cihapit menggunakan kandungan zat berbahaya seperti boraks, formalin.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Masih ditemukan bahan beracun dalam kandungan makanan yang dijual di Pasar Cihapit di antaranya rodamin B di terasi dan kerupuk, formalin di teri dan mi basah.
Temuan tersebut berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan setelah mengambil sampel makanan yang dijual di Pasar Cihapit.
"Tidak apa-apa, karena memang tujuan dari program ini (agar makanan dijual di pasar aman)," kata Kepala BPOM , Peny K Lukito, usai berkeliling Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (21/12/2016).
Dikatakan Peny, untuk mencanangkan pasar aman memang harus melihat kondisi awal para pedagangnya. Pihaknya sengaja menguji dan mendapati masih ada makanan mengandung boraks, pewarna yang dilarang, dan formalin.
"Dari situ ketahuan pedagangnya siapa, itu yang akan menjadi catatan kita untuk pembinaan. Sampai nanti sedikit hingga bahkan tidak ada lagi. Tapi akan tetap kita pantau, termasuk juga pedagangnya melakukan pengawasan,” kata Peny.
Pasar Cihapit merupakan pasar pertama di Kota Bandung yang dicanangkan BPOM sebagai pasar aman. Sudah ada 57 pasar di Indonesia yang dicanangkan sebagai pasar aman dari bahan berbahaya.
Pasar Cihapit salah satu pasar di Kota Bandung yang masuk dalam program pasar aman dari bahan berbahaya.
“Kami akan tingkatkan jadi program yang tersinergi lebih besar lagi. Kalau di Bandung dimulai dari Cihapit ini. Ke depan akan seluruhnya menjadi program nasional,” kata Peny.
Jumlah pasar aman dari bahan berbahaya itu masih jauh dari harapan. Ia meyakini masih ada ratusan sampai ribuan pasar tersebar di Indonesia dan untuk menjadi pasar aman butuh komitmen serius.
“Jumlah pasar begitu banyak, di Kota Bandung saja ada 38 pasar. Jadi sudah tiga tahun program ini berjalan, tapi hasilnya baru 2 persen,” kata Peny.
Pasar aman sebetulnya sangat membantu masyarakat memilih bahan makanan berkualitas. Di pasar aman barang dagangan akan diperiksa secara rutin dan berkala oleh petugas atau fasilitator pasar.
“Nanti petugas akan memberikan stiker bagi pedagang yang sudah dimonitor tes kit dari fasilitator yang sudah dilatih. Nanti periode tertentu dimonitor,” kata Peny.
Stiker itu bertujuan mendidik masyarakat untuk bisa memilih bahan makanan yang berkualitas. Selain itu masyarakat perlu peduli dan berhati-hati ketika memilih bahan makanan di pasar.
“Nanti, stikernya hijau atau bebas bahan berbahaya dan kuning. Kuning itu masih ada (bahan berbahaya) atau dalam pembinaan, jadi masyarakat juga bisa menilai nantinya,” sambung dia.