Jari Tangan Bocah Berusia 10 Tahun Putus Gara-gara Petasan
Sulaksana baru beberapa jam selesai menjalani operasi telapak tangan kanan yang terluka dan jari telunjuknya putus dua ruas akibat main petasan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Ida Bagus Putu Sulaksana (10) terkulai lemas di tempat tidur ruang perawatan Bugenvile nomor enam Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) Tabanan, Jumat (23/12/2016).
Tangan kanannya berbalut perban. Tangan kirinya dipasangi selang infus.
Bocah laki-laki 10 tahun ini baru beberapa jam selesai menjalani operasi telapak tangan kanan yang terluka dan jari telunjuknya putus dua ruas akibat kecelakaan saat bermain petasan di rumahnya, Kamis (22/12/2016) sekitar pukul 18.30 Wita.
Saat ditanya terkait musibah tersebut, siswa kelas IV di SDN 1 Denbantas, Tabanan, itu hanya terdiam dengan sesekali menahan rasa sakit di tangannya.
Bibi korban, Putri Handayani, menyebutkan keponakannya yang tinggal di Griya Tuakilang, Banjar Tuakilang, Desa Denbantas, Tabanan, itu terluka saat memainkan petasan bersama sepupunya.
"Tadi (kemarin) baru selesai operasi dan akan melakukan operasi lagi untuk penyempurnaan di RSUP Sanglah," katanya saat ditemui di BRSUD Tabanan, Jumat kemarin.
Ayah korban, Ida Bagus Made Susrama (53), menceritakan musibah tersebut terjadi sekitar pukul 18.30 Wita.
Petasan dibelinya di Toko Sekawan bertempat di Banjar Pasekan Baleran, Desa Dajan Peken, Tabanan, dengan merek Roman Cendle 0,8.
Saat kejadian, korban bermain petasan bersama saudara sepupunya. Saudaranya ini meminta Putu Sulaksana untuk memegang dan menyalakan petasan.
Petasan yang berisi lima "peluru" itu diledakkan. Namun, hanya empat yang meletus ke atas.
Letusan terakhir tidak berbunyi dan malah meledak di tangan kanan putra satu-satunya ini.
"Saya tidak tahu persis kejadian karena mau mandi di rumah, yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi. Saya sempat curiga kenapa hanya ada empat letusan, tiba-tiba adik saya memanggil dan saya langsung mendatangi lokasi, saat itu saya lihat tangan anak sudah hancur dan berdarah," tuturnya.
Susrama pun panik, dan langsung membawa anaknya ke RS Bhakti Rahayu.
Karena luka cukup parah akhirnya dirujuk ke BRSUD Tabanan.
Jumat (23/12/2016) kemarin sudah dilakukan operasi selanjutnya dirawat di ruangan Bugenvil untuk memulihkan kondisi.
"Waktu itu saya syok tidak bisa ngomong apa. Kasihan sekarang jari tangan anak saya putus bagian telunjuk," keluh Susrama.
Dokter bagian MOD RSUD Tabanan, dr Sri Artha Dewi, mengatakan korban menjalani operasi sekitar pukul 09.00 Wita.
Korban mengalami putus jari telunjuk kanan sebanyak dua ruas.
"Ada juga tulang patah pada bagian telapak tangan," katanya.
Susrama berharap pihak kepolisian bisa mengambil tindakan terhadap peredaran kembang api dan petasan menjelang malam pergantian tahun. Bahkan kalau bisa menghentikan penjualannya karena dapat membahayakan nyawa.
"Kadang sebagai orangtua dilema, anak minta, tidak dibelikan kasihan. Jika tidak ada yang jual mungkin anak-anak tidak akan minta," ujarnya.
Menanggapi penertiban tersebut, Kasubag Humas Polres Tabanan IPDA I Putu Oka Suyasa tidak memberikan komentarnya.
Sementara terkait musibah yang dialami Putu Sulaksana, pihaknya mengaku belum menerima laporan secera resmi.
"Infonya kejadian itu memang benar. Tapi belum ada laporan resmi," ujarnya melalui pesan singkat, kemarin.
Sebelumnya, seorang bocah asal Banjar Balingkang, Desa Songan, Kintamani, Bangli, I Kadek Ardita alias Mangun (8), juga menjadi korban petasan.
Tangan kanannya hancur setelah terkena letusan petasan yang dinyalakannya, Minggu (17/12/2016).
Mangun harus dirujuk ke RSUP Sanglah untuk menjalani operasi karena luka yang dideritanya cukup parah.