Polisi Bingung Teroris Bangun Markas di Tengah Waduk Jatiluhur
Dua dari empat terduga teroris yang digerebek personel Densus 88 diketahui menyewa rumah kolam jaring apung di Bendungan Jatiluhur, Purwakarta.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Dua dari empat terduga teroris yang digerebek personel Densus 88 diketahui menyewa rumah kolam jaring apung di Bendungan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
Personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek tempat persembunyian mereka, Minggu (25/12/2016), dua di antaranya tewas karena mencoba menyerang menggunakan golok.
Gugun Gunawan (25), warga Desa Cibinong, sempat datang ke kolam jaring ikan yang disewa dua terduga teroris Rijal alias Abu Marham (29) dan Ivan Rahmat Syarif (28), keduanya asal Kabupaten Bandung Barat.
"Keduanya mengontrak di kolam jaring apung. Setahu saya tidak melapor RT/RW karena namanya juga petani ikan kolam jaring apung," kata Gugun di dermaga Dishub Jabar, Desa Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Gugun kali pertama mendengar suara tembakan di sebuah kolam jaring apung yang dikontrak kedua orang tersebut.
"Tadi jam 13.00 WIB ada tembakan, dua orang setelah ditembak tercebur ke dalam air dan sisanya ditangkap," Gugun mengaku menyaksikannya.
Ia tak menduga mereka yang mengontrak kolam jaring apung terlibat jaringan pelaku teroris. Apalagi, setiap hari mereka terlihat selalu sibuk dengan beternak ikan di sana.
"Kalau yang dua orang lagi yang meninggal mah itu baru datang tadi dini hari. Setahu saya tidak ada yang mencurigakan, karena mereka datang ke sini sama seperti para pemancing lainnya," beber Gugun.
(Baca: Abu Faiz Dikenal Jarang Bergaul, Satu Tahun Jualan Bubur Sumsum)
Maksum Kosasih (33), warga lainnya, juga heran kenapa terduga teroris mendirikan kolam jaring apung di Bendungan Jatiluhur.
"Yang datang bikin kolam jaring apung ini dari mana-mana, nah pertanyaannya kenapa mereka tinggal di kolam jaring apung," ungkap Kosasih.
Saksi lainnya Siti Amaliah (38) sempat melihat aksi pemukulan Tim Densus 88 Antiteror kepada dua orang terduga teroris. Pasalnya dua teroris tersebut mencoba melawan saat digerebek.
"Dipukulin keluar darah. Sudah bonyok, hidung keluar darah," ujar Amalia.
Sedangkan di rumah apung Jatiluhur, tim Densus 88 segera menembak mati dua teroris.
"Kalau disini terakhir dua tewas," jelas Amalia.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Pol Rikwanto mengatakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris di Purwakarta, Jawa Barat.
Dua lainnya tewas dalam operasi penggerebekan pengembangan kasus terorisme di Jalan Ubrug, Cibinong, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
Densus 88, kata Rikwanto, menggerebek dua rumah berbeda dalam operasi tersebut. Penangkapan pertama dilakukan sekira pukul 09.00 WIB.
Dari lokasi tersebut, ditangkap dua orang yang diduga pelaku teroris.
"Atas nama saudara Ivan dan saudara Rijal," ujar Rikwanto melalui keterangan tertulisnya, Minggu.
Setelah itu, polisi melakukan pengembangan dan kembali melakukan penyergapan terhadap dua orang lainnya, yakni Abu Sofi dan Abu Fais. Penangkapan kedua orang ini dilakukan sekira pukul 12.00 WIB di rumah Terapung Danau Jatiluhur.
"Abu Sofi dan Abu Fais meninggal dunia setelah kontak senjata," kata dia.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengatakan dua terduga teroris yang tewas karena melawan pada saat akan ditangkap. Mereka melepaskan tembakan ke arah petugas.
Sempat terjadi baku tembak antara Densus 88 dengan empat orang terduga teroris tersebut.
"Tadi ada informasi dua orang sudah dilumpuhkan dan jenazahnya berada di tengah danau di area KJA tempat penangkapan," kata Kapolres Purwakarta AKBP Hanny Hidayat.
Awalnya, personel Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap Rizal alias Abu Marham (29) dan Ivan Rahmat Syarif (28), keduanya warga Kabupaten Bandung Barat.
Keduanya melawan petugas dengan pisau yang tersimpan di pinggang mereka, namun dapat dilumpuhkan.
"Ternyata masih ada terduga teroris lain yang bersembunyi di kolam jaring apung dengan memiliki senjata tajam berupa golok," kata sumber di internal Polres Purwakarta.
Penangkapan terduga teroris dibantu personel Satpol Air Purwakarta. Diketahui terdapat dua terduga teroris lain beridentitas Abu Sovi alias Abi Azis alias Mas Brow dan Abu Faiz, keduanya asal Kabupaten Bandung Barat.
Polisi sempat memberikan lima kali tembakan peringatan kepada mereka untuk menyerahkan diri namun Abu Faiz keluar membawa golok menyerang petugas.
"Terpaksa dilumpuhkan dan tewas," kata sumber tersebut.
Terduga teroris Abu Sovi alias Abu Azis alias Mas Brow sempat menolak menyerahkan diri dan keluar dari rumah kolam jaring apung dan melawan petugas dengan golok.
"Dilumpuhkan dengan ditembak di tempat," kata sumber tersebut.
Polisi Bingung
Polisi belum tahu alasan empat orang terduga teroris itu mendirikan markas di tengah waduk Jatiluhur.
Polisi juga belum mengetahui, empat teroris ini berencana melakukan aksi teror di mana.
Namun yang jelas kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan apabila Waduk Jatiluhur menjadi sasaran targetnya akan banyak jutaan orang jadi korban.
"Coba kalau bendungan ini diledakkan, seperti apa? Ini lebih besar dari WTC. Purwakarta, Bandung, Karawang sampai Jakarta bisa jadi korban jutaan orang," ujar Anton.
Menurut Anton lokasi markas teroris tersebut sangat menyulitkan petugas. Markas teroris di Jatiluhur menyamar jadi keramba apung dan lokasinya di tengah waduk.
"Justru di sini yang jadi pertanyaan kenapa mereka di jaring apung. Sehingga menyulitkan kita juga," ujarnya.
"Justru kita bingung kenapa di sini?" ucap Kapolda Jabar, Irjen Anton Charliyan.
Beraksi Tahun Baru
Keempat terduga teroris itu diduga akan beraksi pada saat malam pergantian tahun.
"Para terduga teroris akan merencanakan aksi pidana terorisme pada hari raya Natal dan Tahun Baru 2017," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar.
Polisi juga menemukan surat wasiat yang menyatakan teroris di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat akan menjadi 'pengantin' (pelaku bom bunuh diri).
Namun belum diketahui lokasi target serangan 4 teroris tersebut.
"Surat-surat untuk melaksanakan istilah 'pengantin' sudah ada. Justru lokasinya tidak tahu. Kita sendiri belum tahu," ujar Kapolda Jawa Barat, Irjen Anton Charliyan.
Surat wasiat itu menyatakan para teroris ini sudah melakukan baiat dan bersiap melakukan amaliyah. Selain surat, polisi juga menemukan sejumlah golok.
"Di sana suratnya dari Daulah Islamiah," ucapnya.
Anton juga tidak tahu kenapa para teroris ini memilih waduk Jatiluhur sebagai markasnya. Pihaknya masih mendalami keterangan para pelaku.
"Yang jadi pertanyaan kenapa dia di Waduk Jatiluhur, itu pertanyaannya," ucapnya.
Yang jelas kata Anton keempat terduga teroris tersebut masih berafiliasi dengan Bahrun Naim. (meg/jar/wly)