Begini nasib tukang servis Mesin Tik di Palembang
Siapa yang tidak tahu dengan Mesin Ketik atau yang biasa disingkat Mesin Tik, dari awal penemuannya sebelum 1870 sampai dengan sekarang mesin tik bany
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Siapa yang tidak tahu dengan mesin ketik atau yang biasa disingkat mesin tik, dari awal penemuannya sebelum 1870 sampai dengan sekarang mesin tik banyak digunakan oleh para penulis profesional dan pekerja kantor, Rabu (4/1/2017).
Sejak saat itu mesin tik menjadi primadona dan telah menjadi bagian dari bisnis perusahaan serta menjadi produk komersip di seluruh dunia.
Lalu bagaimana dengan sekarang? Apa masih sekomersil saat jamannya atau justru malah dilupakan?
Mesin tik pun tak lepas dari tukang servis atau yang para tukang yang memperbaiki mesin tik mengalami kerusakan.
Diakui oleh tukang servis mesin tik Palembang yang masih eksis hingga sekarang, Hendro Thomas (60) kalau saat ini ada saja yang meminta bantuan dengannya.
Seperti memperbaiki beberapa mesin tik yang rusak dari para pelanggan setianya, ia juga mengatakan mesin tik masih tetap eksis walaupun penggunaannya telah berkurang sejak pertama kali komputer ada namun keberadaannya tetap ada di beberap kantor-kantor yang masih memanfaatkan mesin tik ini.
Sekali memperbaiki mesin tik di lapaknya yang berada di lantai dua gedung Pasar Cinde Palembang ini disesuaikan dengan tingkat kerusakannya mulai dari Rp 150 ribu- Rp 300 ribu.
Dalam sehari saja ia bisa mendapatkan pelanggan 2-3 orang namun diakuinya tak seramai dulu.
Untuk sekarang penghasilannya saja tak cukup untuk menghidupi keluarganya kalau tak dibantu oleh anaknya yang mempunyai usaha bengkel.
Tak hanya memperbaiki, ia juga menjual mesin tik mulai dari harga Rp 400 ribu hingga yang termahal berukuran 18 Inci, Rp 3 juta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.