Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Imigrasi Kelas I A Batam beberapa waktu lalu mengamankan 10 pekerja seks komersial asal negara lain yang mangkal di sejumlah tempat hiburan malam di Batam.

Semenjak Undang-Undang Pengawasan Orang Asing diserahkan kepolisian ke pihak Imigrasi, mereka sangat jarang menangkap PSK asing di Kota Batam.

Imigrasi Batam terkesan latah atau sekadar ikut-ikutan menyusul penangkapan sejumlah PSK asing di Jakarta menjadi viral di media sosial.

Sepanjang 2016, Imigrasi Batam belum merazia PSK asing. Setelah menjadi viral di Jakarta, barulah Imigrasi Batam melakukan pengawasan dan penindakan.

Penulusuran Tribun Batam di beberapa tempat hiburan malam di Kota Batam tak sedikit PSK asing menjajakan servisnya. Di antara mereka ada yang terang-terangan.

Sekali mendapat pelayanan mereka tarifnya luar biasa tinggi. Untuk satu kali kencan saja Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta.

Kabit Wasdakim Imigrasi Batam M Noviandri saat dikonfirmasi pada Kamis (5/1/2017), selama ini mereka hanya mengawasi penyalahgunaan wewenang izin saja.

Ia beralasan warga asing masuk ke dengan menggunakan paspor wisata. Sementara ketika ditanya berapa tarif PSK asing, orang yang membawa dan pengguna jasa mereka, Imigrasi tidak bisa menjawab.

"Untuk tarif, kami belum mendapatkan informasi," ungkap Noviandri dalam ekspose perkara kemarin.

Apakah pemeriksaan terhadap PSK asing sampai ke jumah tarif, Novriandri tidak bisa menjawab. Ia belum mendapatkan informasi soal itu.

Pihak Imigrasi beralasan selama ini hanya menangani orang asing saja. Sementara keberadaan orang asing di Batam sudah menjadi rahasia umum.

Beredar kabar beberapa pengelola PSK asing diduga main mata dengan petugas Imigrasi. Muncul anggapan keberadaan mereka selama ini dibiarkan.