Jeritan Guru Honorer di Batam, Bingung Mau Cari Kerja Apa
Guru Honorer Provinsi Kepri mulai gerah dengan adanya informasi yang simpang siur terkait gaji mereka yang tidak ada kejerlasanya.
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Guru Honorer Provinsi Kepri mulai gerah dengan adanya informasi yang simpang siur terkait gaji mereka yang tidak ada kejerlasanya.
RB salah satu Guru Honorer yang mengajar di SMA kawasan Batuaji mengatakan, ia masih menunggu arahan dari pihak sekolah.
RB bercerita, menjadi honorer guru ia digaji Rp 2,5 juta perbulan. Selama ini gaji dia sering di rapel oleh pemerintah.
Memasuki tahun 2017, informasi tersebut kembali beredar, pasalnya gaji mereka tidak lagi dikeluarkan Pemko Batam melainkan dilarikan ke Pemprov Kepri.
"Itulah yang saya takutkan, sedangkan dibayar Pemko Batam saja masih sering telat dan dirapel. Apalagi nantinya akan dibayar Pemprov Kepri. Berapa banyak yang akan dibayar mereka," sebutnya.
Dari pihak sekolah RB mengatakan, sebagaian guru Honorer SMA nantinya akan diseleksei ulang untuk menjadi guru Honorer Pegawai tidak tetap (PTT).
Jika lulus PTT mereka bisa selamat, sementara jika tidak lulus mereka diberikan dua opsi.
"Opsi pertama kita akan dirumahkan, dan opsi kedua kita akan di pindahkan ke SMP atau SD. Karena memang Pemprov tidak bisa membiayai semuanya," sambung RB.
Sejauh ini, RB masih berharap dirinya akan lulus seleksi PTT yang akan diselenggarakan pada tahun 2017 ini. Namun itu juga baru informasi yang simpang-siur juga.
"Kalau mau cari kerja lain susah juga, saya sudah lama menjadi guru. Terkadang saya juga bingung, gaji selalu seperti ini," tambahnya.
Seperti pepatah, ada tiga hal yang tidak bisa ditebak dalam hidup ini. Yaitu Maut, jodoh dan rejeki.
Satu lagi yang tidak bisa ditebak yaitu gaji guru honorer di Pemprov Kepri.
"Iya itu tadi, kita tidak bisa nebak kapan kita mau gajian. Katanya dirapel dua bulan, setelah itu tiga bulan bahkan empat bulan baru dibayar," tambahnya.
Mirisnya lagi, bekerja sebagai guru honorer tidak ada tambahan uang tunjangan lainya.
Jika tidak ada pekerjaan lain, tentunya para honorer ini kembali memutar otak bagai mana caranya untuk menyambung hidup.
"Gak tau lah nih, terpaksa cari kerja lain. Kalau kita di negri kan berharap bisa jadi pegawai disana. Kesempatanya lebih besar," tegasnya. (Koe)