Beruang Kurus di Bandung Makan Tinjanya Sendiri
Sejumlah media asing meramaikan pemberitaan soal beruang madu yang kelaparan di sebuah kebun binatang di Bandung, Jawa Barat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah media asing meramaikan pemberitaan soal beruang madu yang kelaparan di sebuah kebun binatang di Bandung, Jawa Barat.
Beberapa media asing seperti Daily Mail dan The Sun menampilkan video yang memperlihatkan seekor beruang kurus di sebuah kebun binatang. Beruang yang dikatakan seakan tak terurus itu terlihat seperti sibuk meminta makanan dari para pengunjung kebun binatang.
Tampak kemudian sejumlah makanan seperti kue, permen, dan biskuit dilempar oleh para pengunjung kebun binatang ke kandang beruang tersebut. Protes datang dari berbagai komunitas dan aktivis hewan, termasuk komunitas perdagangan satwa Scorpion. Menurut Direktur Scorpion Gunung Gea, pihaknya sudah pernah mengirimkan timnya ke kebun binatang itu terkait beruang tersebut.
"Tidak ada rumput atau pohon hidup di kandang beruang itu. Kami bahkan sempat melihat beruang itu memakan kotorannya sendiri," kata Gunung Gea.
Protes pun datang dari aktivis hewan Tori Hollingsworth, sampai ia membuat sebuah petisi online yang sejauh ini sudah ditandatangani 12 ribu orang. Petisi online tersebut dibuat untuk mendesak Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menutup kebun binatang itu.
"Hewan cantik seperti itu semestinya tidak boleh tinggal lebih dari sehari di tempat buruk seperti itu," tulis Tori Hollingsworth pada petisinya.
"Hewan-hewan itu dipaksa hidup dikekang tembok-tembok, tanpa tempat tinggal, makanan, dan minuman yang layak," katanya.
Petisi Untuk Menteri
Yayasan Scorpion Indonesia membuat petisi yang ditujukan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Petisi itu diunggah dalam situs change.org, platform petisi terbesar di dunia.
Dalam petisi itu, Yayasan Scorpion Indonesia menyebutkan sejumlah beruang madu di Kebun Binatang Bandung terlihat kelaparan.
Kondisi tersebut terekam dalam video yang juga diunggah melalui petisi itu.Beruang madu itu pun berada di dalam kandang yang kotor. Disebutkan pula seekor beruang terlihat kurus dan memakan fesesnya sendiri.
"Itu kan video ada yang dia makan kotorannya sendiri. Kedua video beruang ini minta makanan kepada pengunjung, berdiri-diri dan tulangnya kelihatan kan. Terlihat sangat kurus kan," kata Investigator Senior Yayasan Scorpion Indonesia, Marison Guciano, ketika dikonfirmasi soal petisi itu melalui sambungan telepon.
Marison mengaku, video itu diambil pada pertengahan 2016. Melihat kondisi itu, relawan Scorpion berusaha membantu memberi makan beruang kelaparan itu dengan buah-buahan.
Selain itu Scorpion meminta akses untuk melihat dan mengecek kondisi beruang tersebut.
"Kami berkirim surat kepada BKSDA Jabar terkait beruang madu itu. Cuma karena pihak Kebun Binatang Bandung menolak, akhirnya kami diminta langsung berkomunikasi dengan pihak kebun binatang. BKSDA juga menyebutkan beruang yang makan kotorannya sendiri itu sudah dirawat oleh Kebun Binatang Bandung," kata Marison.
Marison mengatakan, pihaknya tak mengetahui nasib beruang kurus yang memakan fesesnya sendiri tersebut hingga awal tahun. Hal itu disebabkan Kebun Binatang Bandung mengabaikan permintaan Yayasan Scorpion Indonesia.
Lantas pihaknya melakukan pemantauan lagi ke Kebon Binatang Bandung pada 8 Januari 2017. "Ternyata kami melihat beruang madu itu dengan kondisi yang tidak banyak berubah. Padahal itu sudah hampir 6 bulan lalu. Mereka mengatakan satu bulan sudah dirawat tapi kami untuk melihat dan mengecek tidak dibalas," kata Marison.
Yayasan Scorpion Indonesia ingin hewan-hewan yang ada di Kebun Binatang Bandung harus bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan lingkungan, bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit. Selain itu, hewan di kebun binatang harus bebas dari rasa takut dan tertekan serta bebas untuk mengekspresikan perilaku alami.
"Kami khawatirkan beruang itu akan mengalami penderitaan yang lebih dan sangat panjang. Sampai kapan mereka akan dalam kondisi seperti itu," kata Marison.
Bantah
Pihak pengelola Kebun Binatang Bandung (KBB) membantah tudingan Yayasan Scorpion Indonesia. Tudingan itu berkaitan dengan kondisi beruang madu koleksi KBB yang terlihat kurus dan memakan fesesnya sendiri.
Kondisi itu pun diunggah Yayasan Scorpion Indonesia melalui rekaman video situs petisi online. Yayasan Scorpion Indonesia pun mengunggah petisi yang ditujukan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Mereka meminta KLHK menyelamatkan binatang yang kelaparan di KBB.
"Itu tidak benar, beruang itu sehat. Apakah pendapat kurus itu menunjukkan beruang tidak sehat atau kurang makan. Kondisi gemuk juga belum tentu sehat," kata Humas KBB, Sudaryo, ketika dikonfirmasi di Jalan Taman Sari, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Sudaryo mengatakan, satwa yang ada di KBB pun diberi makan setiap harnya. Diakui jika jadwal pemberian makan berbeda-beda. Porsi dan makanan yang diberikan pun berbeda tergantung jenis satwanya.
Orang utan misalnya, kata dia, pihaknya memberi makan mulai dari pagi. Menjelang siang, kata dia, orang utan di KBB diberi makan kembali dengan menu yang berbeda. Sore harinya, Orang Utan kembali diberi makan sebelum masuk ke kandangnya.
"Mereka ini akan tidur di kandang selama sekian jam asupannya harus cukup," kata Sudaryo.
Sudaryo mengatakan, sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk memberi makan satwa dan menjaga kesehatan satwa di KBB. Tak hanya memberi makan dan menjaga kesehatan, perilaku satwa pun menjadi perhatian KBB.
"Kami memelihara satwa. Dan satwa itu harus sehat makannya cukup kesehatan diperiksa dokter," kata Sudaryo. "Makanan khusus disediakan, buah-buahan sesuai standar satwa yang membutuhkannya,"tambahnya.
Terkait dengan adanya tudingan beruang madu memakan fesesnya sendiri, Sudaryo pun dengan tegas menampiknya. Ia menduga jika adanya rekaman video beruang madu memakan feses itu merupakan rekayasa.
"Saya curiga ada orang suruhan lempar makanan ke arah kotoran lalu dipotret. Saya menduga seperti itu," kata Sudaryo.
Sudaryo mengatakan, pihaknya memang sudah melarang pengunjung melempar makanan ke arah satwa. Hal itu pula yang membuat perilaku hewan seolah meminta makanan ke pengunjung. Ia yakin perilaku satwa takan seperti itu jka pengunjung mematuhi larangan.
"Kami tidak mungkin melakukan penjagaan satu per satu mulai dari buka sampai tutup. Lagi pula ini kan tontonan dan pengunjung juga sudah diberitahu," kata Sudaryo.
Sudaryo mengatakan, pihaknya sebetulnya enggan mengomentari tudingan Yayasan Scorpion Indonesia. Sebab , kata dia, Yayasan Scorpion sudah pernah mempersoalkannya pada tahun lalu.
"Soal beruang madu ini, mereka pernah tidak langsung mengirim surat ke kami, tapi ke BKSDA, dan itu sudah kami jawab. Lagi pula BKSDA itu kan pembina kebun binatang. Artinya mereka sudah bisa menilai yang ada di kami," kata Sudaryo.
Adapun alasan KBB menolak bantuan makanan dari Yayasan Scorpion Indonesia, Sudaryo menyatakan, pihaknya tak membutuhkannya. Sebab pihaknya mampu memenuhi kebutuhan makanan beruang madu yang dianggap kurus dan memakan fesesnya sendiri.
"Saya berharap ini lembaga ini bisa berpihak. Karena kami lembaga konservasi kan yang menikmati masyarakat," ujar Sudaryo. (tribun jabar/cis/rvc)