Felansia Hilang Saat Motor yang Ditumpangi Bersama Kakasih Diterjang Banjir
Sampai di jembatan bekacak, sejoli ini tak melihat ada air pasang dan mendadak air deras dan menyapu sepeda motornya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Malang Galih Lintartika
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Wahyudi (25) warga Klayatan, Sukun, Kota Malang terlihat sangat lemas saat diamankan di Pos Utama Bencana di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil, Pasuruan, Selasa (24/1/2017) malam.
Ia baru saja selamat dari mara bahaya yang menimpanya bersama kekasihnya, Felansia Indriani (21) warga Desa Kalitelo, Kecamatan Donomulyo, Malang.
Ia berhasil menyelamatkan diri, sesaat setelah tersapu arus deras sungai Kedunglarangan saat melintas di Dusun Tamanan, Desa Oro-Oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang, Pasuruan, Selasa (24/12/2017) petang.
Sedangkan, Felansia Indriani belum ditemukan.
Wahyudi, mendadak menjadi irit bicara padahal, selama ini ia dikenal sebagai sosok yang periang.
Ia hanya tertunduk lesu di salah satu sudut pojok pos utama pencarian yang berada di Desa Kalirejo.
Ia baru mau berbicara sesaat setelah keluarganya dari Malang tiba di pos ini.
Namun, lagi-lagi, ia enggan memberikan keterangan ke media.
Ia memilih menghindar dari sorot kamera.
Kemungkinan besar, ia mengalami depresi hebat paska mengalami kejadian terbesar dalam hidupnya.
Apalagi, saat ia mengingat kembali bahwa sang kekasih Felansia Indriani hanyut bersama arus banjir dan belum ditemukan hingga saat ini.
Sekitar pukul 13.00, Wahyudi beranjak dari pos menuju lokasi di mana ia dan kekasih disapu arus banjir.
Ia kembali terdiam. Ia memilih berjalan dan melihat sekeliling jalan di mana ia tersapu arus banjir.
Tidak lama, ia memutuskan kembali untuk pulang ke pos.
Tampaknya, ia tak kuasa berada di lokasi itu dalam jangka waktu lama.
Informasinya, Wahyudi semakin terbebani melihat kejadian itu dan tak kuasa berada dalam jangka waktu lama di lokasi kejadian.
"Dia sangat terpukul," kata kakak kandung Felansia Indriani, Yusafat (24).
Yusafat mengatakan, keluarga memang kaget saat mendengar kejadian ini.
Awalnya, ia tak menyangka bahwa adiknya itu akan mengalami musibah seperti ini sebab, keluarga percaya dengan Wahyudi.
"Kami keluarga yakin kalau bersama Wahyudi, adik saya itu akan aman dan selamat," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini, keluarganya sangat terpukul dengan insiden ini.
Ia berharap, adiknya segera ditemukan.
"Apapun lah kondisinya, kami keluarga sangat berharap adik saya bisa ditemukan," terangnya.
Ia menceritakan, awalnya, adiknya itu pergi bersama Wahyudi dan beberapa temannya ke Lumajang.
Saat itu, Wahyudi mengantarkan adiknya ke Lumajang untuk bimbingan skripsi ke dosen pembimbingnya.
"Ke Lumajang itu tujuannya untuk bimbingan skripsi ke salah satu dosen," katanya.
Adiknya merupakan salah satu mahasiswi di sebuah perguruan tinggi keperawatan di Pandaan.
Sebelumnya, sunter beredar kabar bahwa Felansia ini merupakan mahasiswi Akademi Perawatan Kosgoro Mojokerto.
"Adik saya sudah memasuki semester akhir," paparnya.
Saat itu, kata Ayu yang menirukan keterangan teman - teman adiknya bahwa yang berangkat ke Lumajang itu ada empat sepeda motor yang artinya ada delapan orang termasuk Wahyudi dan adiknya.
"Saat perjalanan pulang ke Pandaan, mendadak Wahyudi dan Adiknya ini tertinggal dari rombongan," ungkapnya.
Mereka melintas di wilayah Rembang, hingga masuk jalan Oro-Oro Ombo Kulon.
Mereka pun mengarah ke Bekacak, Kelurahan Kolursari, Kecamatan Bangil.
Sampai di jembatan bekacak, mereka tak melihat ada air pasang.
"Mereka melintas di jembatan ini yang lokasinya memang lebih rendah. Sesampainya di tengah jalan, air mendadak lebih deras dan langsung menyapunya sepeda motor Yamaha Vixion yang dibawa Wahyudi dan adik saya," tandasnya.
Selanjutnya, ia mengaku tidak mengetahuinya.
Ia hanya mendapatkan kabar bahwa adiknya hilang disapu banjir.
"Kami langsung shock dan terkejut mendengar kabar itu. Orangtua masih di rumah, saya yang disuruh datang ke Pasuruan ini," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.