Fakta-fakta Mengerikan Diksar Mapala UII yang Tewaskan Tiga Orang dan 10 Rawat Inap
Jempol kaki Ilham hampir copot dan BAB Darah, kesaksian memilukan pada sang ibu sebelum Asyam tewas, keinginan undur diri yang berakhir petaka.
Editor: Robertus Rimawan
10 Peserta rawat inap
Direktur Utama RS JIH, dr Mulyo Hartana SpPD membenarkan RS telah merawat 10 peserta The Great sejak Rabu (25/1/2017).
Namun RS JIH hanya menerima 32 peserta untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium yakni darah lengkap, urin, radiologi USG, CT-Scan dan rontgen thorax.
"Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi organ dalam pasien dalam keadaan sehat dan tidak ada masalah," ujar dr Mulyo pada Rabu (25/1/2017).
Hasil pemeriksaan menyebutkan, mayoritas peserta mengalami luka lecet di seluruh badan.
Beberapa di antaranya telah terinfeksi, nafsu makan turun, diare, infeksi saluran nafas, lemas, dan pandangan kabur.
"10 orang memerlukan perawatan untuk observasi lebih lanjut yakni rawat inap, sedang sisanya boleh pulang dengan diminta kontrol secara periodik.
Keinginan undur diri yang berakhir petaka
Tiga korban meninggal, yakni Ilham Nur Fadmy Listia Adi, Syaits Asyam, Muhammad Fadli tiga hari sebelum acara selesai berniat mengundurkan diri dari acara Diksar.
Namun keinginan ini justru menjadi awal bencana lantaran senior pembina di Mapala justru ditengarai menaruh dendam.
Tiga peserta mengundurkan diri lantaran fisik sudah tak kuat dan sakit anehnya permintaan ketiga peserta itu ditolak oleh panitia.
Jadilah mereka harus tetap melanjutkan Diksar hingga hari terakhir.
Niat mereka mengundurkan diri inilah yang rupanya membuat beberapa oknum panitia tak suka dan menaruh dendam.
Saat 37 peserta dibagi-bagi kelompok kecil, dari tiga orang ini, dua di antaranya sengaja ditaruh di kelompok yang sama.
Dua mahasiswa tersebut adalah Ilham Nurpadmy Listia Adi dan Syaits Asyam.
Sementara satu mahasiswa tewas lainnya, yaitu Muhammad Fadli satu kelompok dengan nara sumber yang rela berbagi dengan Tribun Jogja.
Informasi dari Karanganyar tersebut juga menjelaskan bahwa, kelompok yang dua mahasiswa di dalamnya meninggal diasuh oleh senior yang bernama Yudi.(*)