Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peserta Aksi Bela Ulama Desak Kapolda Jabar Diganti

Peserta unjuk rasa juga bertajuk "Aksi Bela Ulama" mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Irjen Pol Anton Charliyan dari jabatannya.

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Peserta Aksi Bela Ulama Desak Kapolda Jabar Diganti
Tribun Jabar/Teuku Muh Guci
Massa dari sejumlah organisasi massa Islam menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Kamis (26/1/2017). TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Unjuk rasa yang dilakukan sejumlah organisasi Islam di Jabar tak hanya bertujuan membela ulama yang dikriminalisasi.

Peserta unjuk rasa juga bertajuk "Aksi Bela Ulama" itu mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Irjen Pol Anton Charliyan dari jabatannya sebagai Kapolda Jabar.

Koordinator aksi, Asep Syaripudin mengatakan, desakan itu bukan tanpa sebab. Anton dianggap sebagai kapolda yang gagal sebagai pengayom dan pelindung masyarakat.

"Kami tidak benci Polri dan punya sentimen apapun dengan Anton. Tapi beliau tidak bisa menjaga stabilitas Jawa Barat," kata Asep di sela-sela aksi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (26/1/2017).

"Jabar itu luas, logikanya bagaimana menjaga keamanan kalau di depan Markas Polda Jabar, preman beredar membawa balok dan senjata tajam. Ini menunjukkan kapasitas beliau," kata Asep menambahkan.

Asep mengatakan, pihaknya mengharapkan Kapolri menempatkan Jenderal yang benar-benar pengayom dan pelindung masyarakat di Polda Jabar.

Berita Rekomendasi

Baca: Massa Penuhi Gedung Sate Ikut Aksi Bela Ulama

Hal itu untuk menjaga kondusifitas Jabar yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.

Menurutnya, jika Jabar terjadi pergolakan, maka akan berdampak terhadap stabilitas nasional.

"Kami imbau kepada masyarakat Jabar agar tidak terporovokasi oleh siapapun yang akan membenturkan budaya Sunda dengan agama Islam," kata Asep.

Asep pun menolak dan mengecam terhadap pihak yang ingin mendorong pembubaran FPI dengan mengatasnamakn masyarakat Jabar.

Ia mengklaim jika masyarakat Jabar menerima keberadaan FPI. Buktinya keberadaan FPI merata di kota/kabupaten di Jabar.

"Dari 27, 25 kota kabupaten sudah ada FPI. FPI suka melakukan aksi sosial," kata Asep.

Asep mengaku, aksi serupa akan terus dilakukan jika desakan yang dilontarkan hari ini tidak ditanggapi. Sebab hal tersebut berkaitan dengan kondusifitas Jabar.

Pihaknya juga akan menempuh cara lain agar desakan terutama pencopotan Anton dari jabatannya terwujud.

"Kami juga sudah laporkan hal ini ke Mabes Polri Mudah-mudahan dengan ini, juga bisa tersampaikan ke Kompolnas," kata Asep. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas