Polda Jabar Bantah Mengkriminalisasi Rizieq Shihab terkait Pelaporan Sukmawati
Polda Jabar membantah telah mengkriminalisasi Rizieq Shihab lantaran menerima pelaporan Sukmawati Soekarnoputri.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Polda Jabar membantah telah mengkriminalisasi Rizieq Shihab lantaran menerima pelaporan Sukmawati Soekarnoputri. Sudah menjadi tugas aparat kepolisian menindaklanjuti setiap pelaporan masyarakat.
"Percayakan saja kepada profesionalisme kepolisian. Kami bekerja sesuai prosedur. Kalau terbukti kami sampaikan, kalau tidak kami sampaikan juga. Tidak ada kriminalisasi," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan di Markas Polda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (26/1/2017).
Yusri mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk membuat terang kasus dugaan penistaan Pancasila dan pencemaran nama baik yang dilaporkan Sukmawati itu. Mereka berhati-hati dalam menetapkan status hukum Rizieq.
"Saat ini sudah ada beberapa saksi tambahan yang kita periksa. Kemudian ada saksi ahli yang juga diperiksa. Mudah-mudahan minggu ini rampung semuanya dan akan gelar perkara," kata Yusri.
Yusri mengatakan, tak menutup kemungkinan kasus tersebut dihentikan jika kasus Rizieq tak memenuhi unsur pidana.
Sebaliknya pihaknya akan menaikkan status Rizieq jika kasusnya ditemukan alat bukti yang cukup dan memenuhi unsur pidana yang disangkakan.
"Lihat saja nanti hasil gelar perkara," kata Yusri.
Kordinator aksi bertajuk "Aksi Bela Ulama", Asep Syaripudin, menilai ada upaya kriminalisasi terhadap Rizieq.
Ia mengatakan, ada kepentingan yang ingin menzalimi ulama khususnya Rizieq. Kepentingan itu diduga berkaitan dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017.
Rizieq dianggap sebagai pihak yang bisa menggagalkan kesuksesan salah satu calon gubernur yang maju pada pilkada 2017.
Baca: 'Saya Siap Berdebat dengan Sukmawati, Apakah Habib Rizieq Menistakan Pancasila atau Tidak'
Sebab elektabilitas salah satu calon itu mengalami penurunan yang signifikan setelah menjadi tersangka kasus penistaan agama.
"Sekarang sudah hampir kalah. Dia terjun bebas karena aksi bela Islam I, II, dan III. Sementara aksi bela Islam itu massa terbesarnya dari Jabar. Tapi tokoh yang menggerakkan itu Habib Rizieq Shihab," kata Asep dalam orasinya di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (26/1/2017).
Asep mengatakan, Rizieq yang menjadi tokoh penggerak itu pun akhirnya dibidik setelah berencana melakukan pergerakan mengawal proses persidangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Sebab kepentingan yang ada di belakang salah satu calon gubernur itu mulai gerah dengan rencana aksi itu.
"Ada kerisauan orang sekuler terhadap menguatnya pengaruh ulama. Habib Rizieq itu bukan murni kasus hukum. Tapi ada muatan politisnya," kata Asep.
Asep menilai, Rizieq tidak pernah menistakan Pancasila seperti yang ditudingkan. Sebab yang dikritisi Rizieq merupakan usulan Pancasila Soekarno sebelum menjadi dasar negara.
Rizieq pun menurutnya tak menyebut kata pantat seperti dalam video yang menjadi barang bukti penyidik Polda Jabar.
"Yang saya tahu itu buntut, artinya buntut itu yang terakhir," kata Asep. (cis)