Zainun Curiga Istrinya Berselingkuh dengan Kepala Desa, Pamit Diklat Ternyata Menginap di Hotel
Puluhan orang menuntut Moh Rifai (50), meletakkan jabatan Kepala Desa Kepala Pedawang karena amoral dengan warga berinisial ES (44).
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Puluhan orang menuntut Moh Rifai (50), meletakkan jabatan Kepala Desa Pedawang karena berbuat amoral dengan warga berinisial ES (44).
Lantaran dilarang berorasi karena bikin gaduh warga terpaksa menempelkan poster berisi tuntutan mundur terhadap Rifai di sekitar halaman balai desa.
Camat Bae dan juga perangkat Desa Pedawang menemui perwakilan warga untuk menggelar audiensi. Diketahui jika ES yang berselingkuh dengan Rifai adalah istri sah Zainun.
Zainun menuduh istrinya berselingkuh dengan Rifai. Dugaan perselingkuhan itu terjadi pada akhir Januari, tepatnya pada Jumat (27/1/2017) sampai Sabtu (28/1/201).
Sekitar pukul 14.00 WIB, ES pamit kepada Zainun untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan kepala sekolah selama dua hari di Kota Semarang.
ES tercatat sebagai guru sebuah madrasah ibtidaiyah di Desa Pedawang. Sedangkan Rifai, selain sebagai Kades Pedawang, juga menjabat sebagai kepala sekolah tersebut.
Zainun tak percaya pengakuan istrinya yang akan mengikuti diklat di Kota Semarang. Diam-diam Zainun mengkroscek informasi diklat guru-guru ke Kemenag Kudus. Hasilnya, agenda itu tidak ada.
"Pengakuan kades kepada saya ada diklat di Semarang. Setelah saya telusuri ternyata enggak ada agenda itu," Zainun berani memastikan.
Kemudian Zainun mendesak istrinya jujur terkait kepergiannya selama dua hari. Setelah didesak, ES mengaku pergi ke Semarang mengikuti acara peresmian pembukaan sebuah hotel milik teman Rifai.
"Peresmian kan harusnya mengajak istrinya sendiri, bukan istri orang. Apalagi ini sampai menginap," Zainun meluapkan emosinya.
Disinggung apakah ES dan Rifai menginap satu kamar Zainun belum bisa memastikan. Sang istri mengaku tak menginap dalam satu kamar, terlebih berbuat asusila.
"Istri saya masih syok, dia di rumah," ucap dia.
Sebelum ini pihaknya sudah coba menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan. Namun, menurut Zainun pihak Rifai selalu menyepelekan.
"Saya tak minta atau menuntut apa-apa. Saya hanya ingin pengakuan, kalau sudah begini biar masyarakat yang menilai," tandas dia
Ia memastikan bukan dirinya yang mendorong puluhan warga menggeruduk balai desa dan menuntut Rifai mundur.
"Saya hanya ingin meminta kejelasan soal kasus saya. Mungkin warga malu punya kades tak bermoral, panjenengan bisa menafsirkan sendiri," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.