Menyedihkan! Sudah Dua Tahun Wawan Hidup Dirantai di Belakang Rumah
Miris, demikian gambaran kondisi Wawan Sri Mulyadi (36) warga Desa Joton, Kecamatan Jogonalan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Angga Purnama
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Miris, demikian gambaran kondisi Wawan Sri Mulyadi (36) warga Desa Joton, Kecamatan Jogonalan.
Sudah dua tahun ini, ia menjalani hidup menyendiri di belakang rumah orangtuanya.
Ironisnya lagi, kakinya harus diikat rantai dan terikat pada lantai semen gubuk bambu ukuran 4x4 meter.
Hal itu terpaksa harus dijalaninya, lantaran gangguan kejiwaan yang dialaminya.
Keluarga mengaku terpaksa mengikat kaki Wawan, karena kondisi jiwanya sudah semakin parah dan sering kali tindakannya membahayakan keluarga dan warga sekitar.
Ia diketahui sering mengamuk dan merusak benda-benda yang ditemuinya.
Bahkan sudah beberapa kali, ibunya, Sadinem (71), menjadi korban amukannya.
"Saya sudah beberapa kali kena pukul. Pernah sekali waktu saya akan memberi minum, tapi airnya justru disiramkan ke muka saya," ujarnya saat ditemui Tribun Jogja, Selasa (7/2/2017).
Bukan itu saja, Sadimen mengaku, sudah tak dikenali oleh anak bungsunya itu.
Hanya sesekali anak kelimanya itu memanggilnya saat membutuhkan sesuatu, namun sesaat kemudian Wawan mengamuk lagi.
"Pernah saya dipanggil, waktu didatangi malah mengamuk. Saya juga pernah dilempar batu bata. Saya sampai bingung melihat kondisinya," katanya.
Menurutnya, sudah dua tahun terakhir kondisi gangguan kejiwaan Wawan semakin parah.
Sejak itulah, keluarga mengambil inisiatif menempatkan Wawan di belakang rumah agar tak sering bertemu orang lain. (*)