Warga Kintamani: Sebelum Longsor Datang Petir Bersahutan
Petir menggelegar, bersahutan, sebelum terjadi musibah longsor yang melanda empat desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, kemarin.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Petir menggelegar, bersahutan, sebelum terjadi musibah longsor yang melanda empat desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, kemarin.
Demikian cerita Jero Wijaya, warga Desa Songan, yang anggota keluarganya menjadi korban bencana longsor di Desa Songa.
Menurut Jero empat tahun longsor sempat melanda desanya dah dimulai dengan suara petir yang menggelegar. Tahun lalu jumlah korban jiwa di Desa Songan lima orang sementara tahun ini tujuh orang.
Baca: 13 Orang Meninggal Dalam Musibah Longsor di Kintamani
"Misalnya dari timur ada petir, gelegar suara petir belum selesai di timur, dari arah barat petir kemudian menyala dan menggelegar. Begitu juga ketika dari arah selatan dan utara," ungkap Jeri Wijaya kepada Tribun Bali di posko darurat korban longsor Desa Songan, Sabtu (11/2/2017).
Selain petir, cuaca di langit Desa Soongan tidak menentu dalam kurun tiga bulan ini. Ketika pagi cerah, malam hari hujan turun sangat deras dan hampir setiap hari terjadi dalam kurun tiga bulan belakangan.
"Hujannya tidak menentu, siang begini cerah, waktu malam hujan deras. Dan itu terjadi dalam beberapa bulan ini. Tiga bulananlah," ia menjelaskan.
Warga yang kerabatnya menjadi korban masih menunggu di tenda darurat yang didirikan BPBD Provinsi Bali. Sementara warga tak dibolehkan kembali ke tempat tinggalnya ditakutkan longsor susulan.
"Seluruh tetangga yang ada d sebelah-sebelah rumah satu keluarga itu disterilkan. Maka ada di tenda ini, juga ada di rumah-rumah tetangga tinggalnya," papar dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.