BMKG Medan Sebar 12 Sensor Pantau Gempa Bumi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mengklaim memiliki 12 sensor untuk memantau gempa bumi.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mengklaim memiliki 12 sensor untuk memantau gempa bumi.
Letak 12 sensor itu berjarak dua sampai tiga kilometer antara satu dengan yang lainnya.
"Ke 12 sensor itu yang terdekat di Tuntungan, Kutacane dan Parapat. Sensor inilah yang membantu kami menganalisis jumlah gempa termasuk titik gempanya," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Rabu (15/2/2017).
Selain sensor milik BMKG, ada delapan sensor milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk memantau gempa. Namun, hasil pemantauan kadangkala berbeda.
"Pengaruh letak dan kedekatan sensor dengan titik gempa juga mempengaruhi hasil pengamatan. Contohnya, kami mendapati hasil 209 kali kejadian gempa, sementara PVMBG bisa saja lebih karena sensornya yang dekat dengan titik gempa," ungkap Syahnan.
Retno Agung, salah satu prakirawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemantauan pada 17 dan 18 Januari kemarin. Gempa yang terjadi pada 16 Januari 5,6 skala richter.
"Gempa pada 16 Januari kemarin itu akibat patahan lokal dengan arah Utara dan Selatan. Untuk memastikannya, kami melakukan survei di lokasi titik gempa," kata Retno.
Ia menyebut, gempa 16 Januari itu termasuk grown failure. Artinya, terdapat patahan tanah yang menyebabkan robohnya bangunan.
"Arah robohnya bangunan itu ke Utara dan Selatan. Kami melakukan pemantauan di Desa Kebayaken dan Durin Pitu, Tanah Karo," ungkap Retno.
Gempa pada 14 Februari termasuk dalam kategori normal obligh. Sebab, banyak struktur patahan yang menyebabkan retakan di sejumlah kawasan.