Wayan Wati Kini Sakit Sejak Suaminya Bunuh Diri Bersama Pelajar SMA
Kakak ipar Wati, Wayan Sumiatini, menjelaskan Wati masih berduka dan sakit sejak sang suami I Nengah Asih bunuh diri.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Bali, Fredey Mercury
TRIBUNNEWS.COM, BANGLI - Ditemani oleh anggota keluarganya, Wayan Wati tampak terbaring lemas tak berdaya di kamarnya. Bunuh diri yang dilakukan oleh suaminya, I Nengah Asih (38), benar-benar tak diduga.
Dikunjungi kemarin di rumahnya di Banjar Bayung Gede Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli, Wayan Wati tidak mau ditemui untuk diwawancarai.
Kakak ipar Wati, Wayan Sumiatini, menjelaskan Wati masih berduka dan sakit sejak sang suami I Nengah Asih bunuh diri.
"Dia sedang sakit, kondisinya pun masih lemas," ujar Sumiatini yang merupakan istri dari kakak I Nengah Asih.
I Nengah Asih mengakhiri hidupnya dengan cara menggelamkan diri ke Danau Batur, Kintanami, bersama Ni Ketut Pratiwi (18) yang disebut-sebut sebagai pacar I Nengah Asih, Senin (13/2/2017) lalu.
Keduanya kemudian ditemukan dalam keadaan terikat satu sama lain dan berpelukan.
Baca: Kronologis Sepasang Kekasih Bunuh Diri, Saling Ikatkan Tubuh Lalu Terjun ke Danau Batur
Diduga, motif bunuh diri adalah tak direstuinya jalinan asmara keduanya, yang dianggap janggal.
I Nengah Asih sudah beristrikan Wayan Wati sejak 14 tahun lalu, kendati mereka belum mendapatkan keturunan. Perkawinan mereka disebut-sebut tidak harmonis.
Sedangkan Ni Ketut Pratiwi masih pelajar kelas 2 SMA, dan usianya lebih muda 20 tahun dibandingkan Asih. Pratiwi adalah warga Banjar Pludu Desa Bayung Gede, Kintamani.
Sumiatini menuturkan, Wati turut menyaksikan ketika jenazah suaminya dievakuasi di tepi Danau Batur oleh tim gabungan Polres Bangli, Senin (13/2/2017) malam.
"Wati ikut ke Danau Batur saat jenazah Nengah Asih ditemukan oleh polisi. Wati terlihat sangat kaget. Dia kini sudah tidak mau makan sejak Selasa lalu (14/2/2017), karena trauma mengetahui suaminya mati dengan cara bunuh diri," tutur Sumiatini.
Halaman rumah keluarga I Nengah Asih dan Wati terbilang cukup luas. Terdapat kebun yang ditanami berbagai tumbuhan di sana.
Mobil Daihatsu Taft GT DK 699 CN milik Nengah Asih terparkir di depan rumahnya.
Mobil itu sempat ditinggal di parkiran di dermaga Danau Batur dalam keadaan tidak terkunci.
Di dalam mobil ditemukan sebuah surat wasiat yang dikaitkan dengan motif aksi bunuh diri I Nengah Asih dan Pratiwi.
Baca: Dua Sejoli Bunuh Diri Tinggalkan Sepucuk Surat: Saya tidak Pernah Mencarikan Bli Guna-guna
Saat Tribun Bali kemarin mengunjungi rumah keluarga I Nengah Asih, di teras rumah masih tergelar tikar yang sebelumnya dipakai untuk mendoakan jenazah Nengah Asih sebelum dikuburkan pada Selasa (14/2/2017) lalu.
I Wayan Jarna (40), kakak I Nengah Asih yang juga suami Wayan Sumiatini, mengatakan bahwa pihak keluarga akan terus berupaya untuk memulihkan Wayan Wati dari kondisi shock dan trauma, serta mendampinginya melalui masa-masa sulitnya.
Ditegaskan oleh Sumiatini, Asih dan Wayan Wati tidak pisah ranjang.
Namun, dia menyebut bahwa Asih dan istrinya itu memang kerap terlihat cekcok.
Tapi, Sumiatini mengaku tidak mengetahui apa masalah yang mereka perselisihkan.
Menurut Jarna, Nengah Asih sebetulnya merupakan orang yang supel.
Adiknya itu juga sangat perhatian kepada keponakannya.
Oleh karena itu, pihak keluarga kaget bukan kepalang ketika mengetahui Asih bunuh diri.
"Kami pihak keluarga bahkan juga tidak mengetahui bahwa Asih memiliki pacar," tutur Jarna.
Jarna juga mengungkapkan, dia menemukan sepucuk surat dari adiknya itu.
Surat itu menyebutkan jika Nengah Asih meninggal, motor yang dimilikinya bisa dipakai oleh I Komo, anaknya Jarna.
Sedangkan mobilnya bisa dijual untuk biaya sekolah I Komo.
Jarna mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Nengah Asih. Keluarga menganggap itu sebagai musibah.
"Mau bilang apa lagi, mas. Ini musibah, dan kita hanya bisa mengikhlaskannya. Semoga arwahnya tenang di alam sana," ujar Jarna.