Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aparat Desa Diduga Tilap 'Dana Prona' Ratusan Juta Rupiah

Program Prona pada 2017 telah diikuti oleh ratusan warga untuk sebanyak 400 bidang tanah.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Aparat Desa Diduga Tilap 'Dana Prona' Ratusan Juta Rupiah
Istimewa
Warga Desa Sukorejo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, meminta aparat desa setempat untuk mengembalikan dana proyek operasi nasional agraria (Prona) yang sudah diberikan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Puluhan warga Desa Sukorejo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, meminta aparat desa setempat untuk mengembalikan dana proyek operasi nasional agraria (Prona) yang sudah diberikan.

Program yang semestinya diberlakukan secara gratis tersebut, oleh aparat desa malah digunakan untuk mendapatkan keuntungan dengan mengutip dana sebesar Rp 600.000 per orang plus dana polorogo, pengukuran tanah, yang besarannya variatif hingga jutaan rupiah.

Salah satu perwakilan warga yang dihubungi Tribunnews.com, Minggu (19/2/2017), H Tarmanto mengatakan, Program Prona pada 2017 telah diikuti oleh ratusan warga untuk sebanyak 400 bidang tanah.

"Sudah lebih dari 90 persen warga yang sudah membayar dana tersebut. Tetapi ternyata program tersebut gratis, warga tidak dipungut biaya apa pun oleh pemerintah. Uangnya masuk ke kantong aparatur desa," ujarnya.

Tarmanto menjelaskan, sebenarnya masalah tersebut sudah dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Namun hingga saat ini, kepolisian masih bergerak lamban, dari uang yang disetor yang nilainya diperkirakan ratusan juta, baru Rp 7 juta saja yang disita. Padahal, jika dihitung, untuk uang 'Prona' saja total Rp 240 juta, belum dana lainnya yang dikutip oleh aparat desa.

"Di bendaraha desa saja masih ada Rp 80 juta lebih," jelasnya.

Warga, jelasnya, selain meminta uang yang telah disetorkan ke perangkat desa dikembalikan, para aparat desa yang telah meninkmati 'uang haram' tersebut untuk mundur dari jabatannya. 'Yang kami tuntut mundur ya kepala desa dan hampir seluruh aparat desa, karena mereka disinyalir sudah menikmati uang tersebut," jelasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas